Puisi : Edy Priyatna
Konsentrasi pemusatan daya ingat. Bukan rasa nan tumbuh. Tertutup lapisan kemauan. Bualanlah tanpa batas. Karena barang nan dicuri. Belajarlah tiada henti. Daya kreasikah tanpa putus asa. Berjuanglah setiap saat. Gulat berjuanglah pantang mundur. Hingga menghasilkan derita. Padahal penderitaan bukan sifat kita. Hilangnya rasa bertenaga. Terganggu tanggapan perasaan hati. Berganti pada dasar alami. Melekat dalam buaian purnama mulai menyembul. Lantaran dia juga disambar.
Memacumu saling berlomba kemaksiatan. Pungut dirimu rajin berlengah. Menciptakan rasa resah gelisah. Hingga terperosok ke jurang penyesalan. Musim ini baru bersemangat. Selenggara diri untuk biasa. Tersadar dari keterpurukan. Akan berubah nyata. Kemudian membakar rasa hati. Bangkitkan untuk maju kembali. Sekarang waktunya menampilkan. Laga pada hamparan. Bentala kampung halaman kita. Maju selangkah demi selangkah. Selama kebersamaan buah hati.
(Pondok Petir, 22 Pebruari 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H