Puisi : Edy Priyatna
Jangan berhenti di penjuru nusantara. Kami putra dan putri bermuafakat. Akan menjaga untuk tetap bersatu. Adalah halaman kehidupan. Dengan setangkai pena kaku. Hamba akan mengatakan sesuatu. Mengabadikan lentera domestikmu. Amat berguna bagi siapa pun. Ketika senja pada bayang sirna. Hari masih tetap terus mengalir. Tak pernah ku berhenti pada batas.
Dewi di antara ada dan tiada. Obrolan kata keinginanmu. Terdengar dari kejauhan. Menyinarkan semarak pendar. Setakat tak terpetik lagi. Hawa nafsuku tak pernah padam. Sanggupkah menunggu barang sejenak. Mengapa kau tak menjawab pertanyaanku. Goresanmu telah melingkari hati. Melepas semua rindu pada malammu. Bayangmu biaskan jiwa tenggelam.
(Pondok Petir, 15 Pebruari 2019)