Lihat ke Halaman Asli

Edy Priyatna

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Sekarang Telah Hilang Satu Demi Satu

Diperbarui: 5 Februari 2019   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

camerajabber.com

Puisi : Edy Priyatna

Demi saat bertemu kita masih terasa asing. Tak ada rasa selain dukaku melangkah di jalan itu. Bulat polos tidak terselubung. Bergerak lemah sedih seperti gagal. Kami hanya ingat ketuhanan maha esa. Walaupun banyak perbedaan. Ingat sedikit kemanusiaan. Kendati masih belum adil dan beradab. Awak juga ingat persatuan.

Berdiam diri dalam kekecewaan. Membelenggu diri telah bergulat keras. Pada desa negeriku ini akan ku bangun rumah. Di semai dari banyak pohon hingga tumbuh bunga indah. Sepotong senyum perih di tanam. Dari kabar orang di sawah. Sungai kerontang kelam menghitam. Tubuh menggigil penuh rasa takut. Langit cerah terlihat tiada ingin tumpah.

Selaku sajak kau di bunuh kehampaan kebodohan. Membuat jiwa bergetar. Waktu ini sorot mataku tak berkedip menatapmu. Serasa ada benda tajam mengalir dalam darah. Selang banyak nan bercerai berai. Tidak mengerti kerakyatan. Saat ini di pimpin oleh wakilnya. Mulai benci keadilan sosial. Sekarang telah hilang satu demi satu.

(Pondok Petir, 31 Januari 2019)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline