Lihat ke Halaman Asli

Edy Priyatna

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Memporakporandakan Kehidupan Alam

Diperbarui: 8 Januari 2019   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedang minggu ini menjala. Pintu jendela menelanjangi rembulan. Purnama diam tak bergerak menanti fajar. Udara di semesta sekedip bintang merenung. Apakah ini sepi berteduh di tubuhmu. Daun berdebu resah. Waktu nan kau pinta mengendap di hatiku.

Sementara itu air bah menyapu desa. Bahkan banyak orang pencuri. Tak pernah ingin berhenti mencuri. Menjadikan rakyatnya harus bersusah-payah. Setiap saat mesti selalu berjuang. Berkarya berusaha berupaya belajar. Berjalan dengan kematian.

Dengan bukit tidak hijau lagi. Sungai membuat banjir. Airnya tak jernih lagi. Hingga ikan pun kerasukan. Ilmuku terasa ringan ku bawa. Dalam perjalanan selalu bertanya. Semoga terjawab itu semua.

Dalam detik kelam hari gelap. Aku tetap takkan berpaling darimu. Semua bayang terdengar dari kejauhan. Adalah halaman kehidupan gunung bergemuruh. Kerap meletus sepanjang hari. Menghamburkan lahar matang. Memporakporandakan kehidupan alam.

(Pondok Petir,03 Januari 2019)

Puisi : Edy Priyatna




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline