Puisi : Edy Priyatna
Bening pada langit mulai beraksi. Menandai lubang hitam. Kendati angin badai membelai jiwa putih. Menghempas memperpanjang waktu. Untuk tiba disudut ruang baru. Mengabadikan air kesedihan. Penyemat tanah waktu di dinding terus bergerak. Tak pernah berhenti. Siang datang begitu pesat. Serupa terang mentari melayang. Menembus batas rinduku.
Sedang malam harinya. Aku akan titip kan busur pada bintang. Agar mereka menyampaikan. Rasa kasih ku nan besar. Pada rembulan telah pergi. Agar dapat kembali lagi dengan bulatnya. Tertumbuklah sebentar. Aku akan mengatakan sesuatu. Ampunilah dosa-dosaku ya Allah. Ampunilah dosa-dosaku ibu. Ampunilah dosa-dosaku ayah. Ampunilah dosa-dosaku istriku, anakku. Ampunilah dosa-dosaku adik-adikku, kakak-kakakku. Ampunilah dosa-dosaku saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku.
(Pondok Petir, 27 Desember 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H