Lihat ke Halaman Asli

Edy Priyatna

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

[HUT RTC] Wahai Para Penjaga Ibu Pertiwi

Diperbarui: 29 Maret 2016   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu kedua (terinspirasi novel)

Wahai Para Penjaga Ibu Pertiwi

Puisi : Edy Priyatna

Cairan jernih mengalir berlimpah dari mata dalam perut bumi mu semua melihat dan menikmati nya segenap mendengar suara angin mendesing samudera melewati pantai nan indah menembus kesejukan pegunungan bumi ini penuh mistik tanda tanya mulai dari serangan belalang dan ulat sementara tikus pun selalu sampai kota semua nya sama menggerogoti kepadanya semoga bumi dan langit senantiasa aman karena kesusahan

Sarung pengumpulan tonggak sejarah dan melahirkan darah-darah saya cermin melihat luka-luka tempat untuk menguap sirna dalam resah saksi permasalahan arena pertarungan menjarah kekuasaan sumber mata air seindah rembulan menjenguk bumi tatkala tiba membawa pewangi raut wajah semua tercipta karena keinginan saat inginku tak sanggup meraih kesusahan di atas kegembiraan bisa seakan tak jauh dan air mata muda

Sambutlah semua sapaan kami nan janganlah kau jawab hanya seringai di pepohonan adalah nyanyian bumi nan kaya raya dan kita pemilik nya beruntung karena isi alam ini anugerah nya kita selalu ber syukur ikhlas daerah ini penuh bencana dari air bah di ujung barat dan timur getaran bumi menghentak hingga letupan api bentala menerjang menerpa desa sementara bencah lumpur-lumpur hitam telah menghancurkan isi negeri

Sumber semua tulang-tulang mencorot kan sumsum-sumsum alam satu dalam damai tempat kita selalu berpijak di mana tonggak-tonggak tegak menegakkan bilakah kita ingat tanah ini bila kita sedang dalam kesialan telah lelahkah kamu mengejar para lintah tak pernah habis-habis sudah bosankah kau membantu kami dari derita semua bencana sesudah letih dan duduk lah bersandar jaga badan mu dari sengat matahari selalu ada

(Pondok Petir, 11 Maret 2016)

Sumber Inspirasi :

PERAHU KERTAS

Kisah cinta selalu menjadi bacaan yang menyenangkan, diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Bagi sang penulis, Dewi Lestari atau Dee, kisah cinta manis saja tidak cukup dalam novelnya. Perahu Kertas bercerita tentang impian seorang gadis bernama Kugy yang ingin menjadi seorang penulis dongeng. Kecintaan Kugy pada dunia anak dan kelihaiannya menulis kisah-kisah dongeng agak bertentangan dengan kenyataan, dimana orang-orang dewasa tidak lagi tertarik dengan dongeng. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline