Lihat ke Halaman Asli

Edy Priyatna

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

[HUT RTC] Keramaian Gunungmu pun Mulai Bersahabat Hingga Menciptakan Kedap

Diperbarui: 29 Maret 2016   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu pertama (terinspirasi oleh puisi)

Keramaian Gunungmu pun Mulai Bersahabat Hingga Menciptakan Kedap 

Puisi : Edy Priyatna

Kemarin orang berdiskusi di sebuah kamar besar bicara tentang hadiah untuk tubin hari buat negeri kesayangan mereka sebagai ungkapan rasa tatkala sampai ditengah perjalanan dalam saat langkah mulai bata-bata sempat kumerenung kendati keletihan masih hinggap ditubuh basah kini berpeluh diiringi irama nafas terengah mengalunkan nyanyian keinginan

Kemudian lama ku berjalan hati ku telah jatuh saat berhenti di ruang mu hadir mu amat mempesona karena wajahmu menawan hati membuat ku menyelidik langkahku telah banyak dijalanmu kesejukan dan kedamaian senantiasa terlihat jejakku ditanahmu tak pernah hilang ketika kuberjalan mengamati sawah mu nan hijau mulai tumbuh subur bersama pesatnya

Keramaian gunungmu pun mulai bersahabat hingga menciptakan kedap kebersamaan kerap kian mempengaruhi dan siapa saja nan mengetahui mengatur semakin hebat membahas dengan debat saling berteriak baku saling berkelit saling berebut saling dan ambisi ketika malam mulai larut cuaca tengah cerah semarai sang kota tersenyum mendengarkan mekar

Merubah wajah menjadi haru tatkala terdengar suara satu mereka harap esok kota akan terkejut terperanjat bahagia ketika membuka buku-buku hadiah orang-orang karena isi nya meledak merubah gelap hingga cinta kemana batas angan kita batas gerak langkah berhenti menikmati dunia berputarnya bumi dan matahari nan melukiskan fajar hingga melahirkan

Menerbitkan senja mensyukuri bersinarnya rembulan dan bintang gelap merubah gelap hingga menerangkan sukma makin membuat tetap cinta sesudah lama ku berdiri hatiku telah tersangkut saat menikmati cintamu mengukir diskusi elok nan sarat asah asih asuh dalam merangkai sabda indah langkah ku tak pernah berhenti keindahan dan keramaian seluruh

Terlihat hari-hari desamu terus terhimpun dalam ketika menit demi menit detik demi detik menelusuri lingkaran had membelah ruang tiga dimensi hingga setahun umurmu kau seluruh memberi inspirasi sehingga sukma patut sang kota akan sedih atau akan bahagia gembira akan terperanjat selepas kuterjaga nyaris terdengar suara bisikan asa maka kita berkerja

(Pondok Petir, 05 Maret 2016) 

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline