Lihat ke Halaman Asli

Edy Priyatna

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

[100Puisi] Mencangkul Sebongkah Hatimu Membelai Semenanjung Asa Kini Gulana

Diperbarui: 19 Februari 2016   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[100Puisi] Mencangkul Sebongkah Hatimu Membelai Semenanjung Asa Kini Gulana

Puisi : Edy Priyatna

Berilah kendaraan tak akan lewat lagi di jembatan nan telah rombeng ini gelagar-gelagar tiang tali mengangguk patuh bus karatan serupa itu dulu selalu lewat dengan lagu suara perkataan desah nan mengisi senja hari.

Kami terpaku di sebuah sudut keluhkan nasib hidup senantiasa menanti tak pasti sejak ada janji-janji para pemimpin selesai walau pagi berganti ku lihat wajah malam dan suara deras hujan dalam sajak tumpahan hati.

Hamba ingin alam menikmati rasa itu ketika kau sampaikan berita dekat mungkin perih tanah digali terangkat dari dalam ilmu nan takkan pernah indah dalam promosi dirimu saat kita berkenalan kami hendak memacul.

Mencangkul sebongkah hatimu membelai semenanjung asa kini gulana helai-helai rindu melayang berserakan dihembus napas angin memburu tersengal-sengal jangan kau biarkan rasa itu hambar dan penutup hujan.

Demi sesuap nasi kadang kala dan berteriak dalam sunyi selalu menanti tertelan muatan dan orang penuh tanda tanya dia mana kepala terminal disini bus tak mau lagi berhenti jembatan kembali membentang merebut.

(Pondok Petir, 19 Pebruari 2016)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline