Mendengar Suara Lantang Dengan Berteriak
Puisi : Edy Priyatna
Badai malam ini damai membilas tubuh berpeluh wajah pasi terbaring berbaris tanpa topi berbantalkan semangat pada kasur dan bantalnya daerah pengumpulan tonggak sejarah nan melahirkan darah kita ini cermin melihat luka tempat untuk sirna dalam resah saksi dari semua permasalahan arena pertarungan merebut kekuasaan sumber mata air
Kala ini aku berdiri di pematang sawah luasnya sudah mulai berkurang namun masih melihat indahnya gunung hijau lukisan sempurna pencipta sekarang kuterdiam seribu basa dengan wajah masih muram mengusap peluh air mata kiri dan kanan mengeja jarak melukai hati mencincang kataku anggap merdeka dari hidup dulu jauh sesudah perang berhenti
Mendengar suara lantang dengan berteriak dalam bahasa misterius udara malam ini terus menelusuri jalan darah memasuki tulang akhir telaga semua tulang memuncratkan sumsum alam satu dalam damai tempat kita selalu berpijak dimana tonggak menegakkan bilakah kita ingat tanah ini bila kita sedang dalam kesusahan di atas kebahagiaan
(Pondok Petir, 25 Juli 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H