Senja Datang Tanpa Rembulan
Puisi : Edy Priyatna
Sasap nan gersang memberi tanda saat matahari menelan waktu setelah menikmati kesejukan menjadi bagian dari sebuah keluarga mendadak menjadi membabi buta tak dinyana terjadi tekanan jiwa nurani nan tulus takkan lekang oleh waktu terlibat dalam percederaan begitu kubuka mata kecilku tak ada nan dapat kutatap gelap dan dingin mendekap sementara kuberpikir sejenak terdengar suara halus bergema kamu tak bisa beranjak
Merupakan senandung pengantar tidur status tertancap dalam kalbu berduka bagaikan mayat tanpa rumah saat berlari disetubuhi takut tidur panjangpun tak berani ditunggu kerinduan bagai api selalu menyala dalam tidur masih tergambar warnanya bukan larut dalam kekalahan ada waktunya kita mengenal lemah saatnya kita mengenal tegap demi mentari mulai tenggelam aku tiba bersama senja diujung petang duduk terdiam terlihat langit jingga meredup
Senja datang tanpa rembulan sebuah nikmat perubahan alam perlahan membiru ditutup mega hitam nan jarang jadi kepedulian gelap nan sunyi memberi gelisah saat rembulan membentuk sabit setelah menahan kerinduan pada bunda dan buah hati keluarga merubah diri menjadi pilu kesedihan melekat tanpa sesungguhnya kita butuh keterbukaan dan kenyataan alami nilai kita bukan kalah menang terasa air mata pun terus jatuh menitik
(Pondok Petir, 07 Juli 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H