Malampun Datang Tanpa Rembulan
Puisi : Edy Priyatna
Cairanmu menimbun di ubun-ubun
menyusuk terus kelekukan permulaan
begitu kubuka mata kecilku
tak ada yang dapat kutatap gelap dingin mendekap
Sementara kuberpikir sejenak
terdengar suara halus resonan
gelebah tulus takkan lekang oleh waktu
senandung pengantar tidur status tertancap dalam kalbu
Berduka bagaikan mayat tanpa rumah
saat berlari disetubuhi takut
tidur panjangpun tak berani ditunggu
kerinduan bagai api selalu menyala terlihat langit jingga meredup
Demi mentari mulai tenggelam
dalam tidur masih tergambar warnanya
ada waktunya kita mengenal lemah
bukan larut dalam kekalahan ada saatnya kita memahami kuat
Tiba bersama senja diujung petang duduk terdiam
perlahan membiru ditutup mega hitam
malampun datang tanpa rembulan
sebuah nikmat perubahan alam jarang jadi kepentingan
(Pondok Petir, 13 Mei 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H