Sebatas Mengerti Makna Keadilan
Puisi : Edy Priyatna
Harap jangan menolak kehangatanku
walau langkahku di atas terompah
meskipun tanah dan debu
adalah asalku adalah milikmu
Akhirnya puisi itu mengalir deras
seperti angin mendesir nan menusuk hati
dan memadamkan api berkobar
pada kedua belah tanganmu
Pembicaraan tak kunjung selesai
sandiwara berlanjut jadi sinetron
simpan palu itu di kantongmu
suatu saat nanti pasti akan terketuk sendiri
Sebatas mengerti makna keadilan
selanjutnya kau memberi kendaraan basah dan dingin
diam tanpa suara pasti takkan ada suara lain
seperti keinginanmu agar akhir tahun takkan beranjak
Jaringan rahasia itu ada seperti legal
operasinya selalu dilakukan aparat
wajah hukum dipalsukan ditutupi topeng kemunafikan
benar jadi salah nan salah jadi benar
Kebenaran telah dikontaminasi
kini keadilan tinggal kata dan piagam
timbangan kita telah rusak parah
akhirnya aku tak kuasa menolak
Bersarang tanpa suara karena
aku tetap hanyut dalam banjir
amat deras pada almanak
mungkin hari dan tanggal berapa
(Pondok Petir, 23 Maret 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H