Puisi : Edy Priyatna
Tengah kembali kuterjaga aku membuka lagi mata kecilku lebih pekat dan tambah dingin mendekap udara makin terasa pengap ada apa dengan diriku kamu tidak lagi bisa mengalir betapa larut dalam ketakutan suatu saat pasti kan datang kita tak mungkin lagi selalu penuh rasa disiksa atau tersiksa diatasi dengan mantra ditidurkan dengan cerita bintang dan rembulan diberi angan keindahan pelangi dan nilai kita bukan kalah atau menang sesungguhnya kita butuh keterbukaan dan kenyataan alami
Juga bukan sedih senang karena kita nan terbang membelah cakrawala selagi malam mulai mengkelam aku menanti datangnya bintang seandainya diriku untuk bangkit tak ada nan dapat kuraih gelap dingin makin mendekap tak henti kuberpikir tiba aku baru saja terjaga memberi keyakinan diri bintang tak pernah tumpas walaupun tertidur subuh nan gelap memberi petaka saat ingin menghadap sang penata setelah waktu fajar telah memanggil tiba jiwa menjadi tertekan selintas datang malaikat pencabut nyawa dengan sebilah pisau
(Pondok Petir, 09 Juli 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H