Lihat ke Halaman Asli

Isu Kebohongan Pemerintah, Sebatas Isu Elitkah?

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini terdapat beberapa isu politik yang dominan dalam pemberitaan media massa, isu kebohongan pemerintah yang di munculkan oleh tokoh lintas agama, pansus mafia pajak yang gencar disuarakan Partai Golkar dan PKS, polemik tentang Ahmadiyah, dan lain sebagainya. Isu-isu tersebut tiap hari menjadi bahan yang ramai diberitakan meski frekuensinya naik turun seirama dengan pernyataan-pernyataan narasumber yang umumnya adalah elit politik, intelektual, dan beberapa aktivis sosial.

Pertanyaan saya, seberapa besar daya tarik isu yang rata-rata dimunculkan oleh elit tersebut untuk menjadi bahan perbincangan masyarakat? Sebuah isu yang menjadi berita tetaplah hanya akan menjadi polemik antar elit saja tanpa mampu menjadi topik perbincangan masyarakat.

Salah satu ukuran yang bisa dijadikan tolak ukur adalah dengan mengamati apakah isu tersebut menarik menjadi bahan perbincangan di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Situs-situs sosial media tersebut bisa dijadikan tolak ukur apakah masyarakat merespon, memberi umpan balik, sampai menjadikannya topik dalam perbincangan mereka. Disamping karena jumlah penguna dari media sosial media itu dapat merepresentatifkan kecenderungan sebagian besar masyarakat, sosial media tidak bisa dipungkiri telah menjadi media menyuarakan pendapat bahkan sikap dari para pengunanya.

Terdapat banyak cara mengamati keberadaan suatu isu di sosial media. Cara yang sederhana misalnya dengan melihat apakah isu tersebut masuk ke treding topic di Twitter? Atau seberapa banyak isu itu dijadikan materi status di Facebook? Juga dapat diamati dari, apakah ada yang mengangkat isu tersebut di Fan Page dan Group Facebook dan berapa jumlah orang di dalamnya?

Isu Kebohongan Pemerintah di Facebook

Saya mencoba mengamati suatu isu dengan cara yang saya sebut terakhir, apakah ada yang mengangkat isu tersebut di Fan Page dan Group di Facebook dan berapa jumlah orang yang menjadi anggota atau menyukai di dalamnya. Saya mencoba mengamati isu tentang kebohongan pemerintah yang di lontarkan para tokoh lintas agama.

Pengamatan ini cukup sederhana melakukannya, tinggal mencari di fasilitas pencarian Group dan Fan Page di Facebook dengan kata kunci isu tersebut, yakni "kebohongan". Maka akan muncul bebeberapa Group dan Fan Page yang memakai kata tersebut. Setelah membaca satu per satu terdapat beberapa Group dan Fan Page yang dibuat terkait dan untuk kepentingan isu tersebut, diantaranya berikut ini:

Group Facebook
- 1.000.000 facebookers DUKUNG TOKOH AGAMA ungkap KEBOHONGAN pemerintah..!! Anggota (141)
- STOP KEBOHONGAN PEMERINTAH...!!! Anggota (233)
- GERAKAN MELAWAN KEBOHONGAN REZIM SBY-BOEDIONO Anggota (174)
- GERAKAN MENDUKUNG DIN SYAMSUDIN DAN TOKOH LINTAS AGAMA Anggota (241)
- DUKUNG TOKOH LINTAS AGAMA INDONESIA Anggota (427)

Fan Page Facebook
- Rumah Pengaduan Kebohongan Publik 150 Orang Menyukai Ini
- Dukung tokoh lintas Agama membongkar kebohongan pemerintah 189 Orang Menyukai Ini
- Ayo Kita Gugat Kebohongan Publik Yang Dilakukan Sby 93 Orang Menyukai Ini
- Dukung Tokoh Lintas Agama Mengungkap Kebohongan 31 Orang Menyukai Ini

Group maupun Fan Page diatas saya cantumkan secara acak dan telah dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan isu kebohongan pemerintah. Saya mencoba mencari Group dan Fan Page dengan kata kunci lain, seperti "gerakan" "anti" "tokok lintas agama" "SBY", dan lainnya dengan harapan mungkin ada judul yang berbeda namun terkait isu tersebut, namun hasilnya tetap seperti yang saya cantumkan di atas.

Melihat jumlah anggota di tiap Fan Page dan Group tersebut dapat diketahui seberapa besar isu tersebut mampu menarik minat masyarakat untuk memperbincangkannya atau masyarakat menjadikannya sebagai isu bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline