Bung, dihari lahirmu aku ingin curhat.
Kali ini bukan cerita bahagia
Seperti deru teriakan merdeka yang pernah bung dengar
Atau seperti pekikan takbir ketika mengusir penjajah.
Atau semerdu pidatomu membakar semangat anak bangsa
Ini soal anakmu, anak bangsamu,
Yang tak lagi paham maksud perjuangan
Mereka bung,, menebarkan kebencian, memaksa bahkan membunuh saudara kandungnya sendiri.
Agama tak lagi bicara soal taqwa,
Atau soal patuh pada yang usia.
Mereka gunakan sebagai ladang tabu
Tempat itu sekarang penuh dengan kebencian
Bung... Kini tak ada lagi yang mengalah
Tak seperti dulu ketika engkau diberitahu harus tinggalkan istana.
Begitu loyalnya kau bung, demi kebahagiaan anak bangsa.
Kini bung.. aku tak bisa untuk ungkapkan.
Karena jika kuungkapkan aku takut, nyawaku diambil paksa.
Andai saja bung disini.
Entah apa, kata yang akan bung ungkapkan.
Kupang 06/06/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H