Lihat ke Halaman Asli

Eppy Manu

CEO Media spektrumnasional.com & spektrum-ntt.com

Surat Rindu untuk Soekarno

Diperbarui: 27 Juni 2019   00:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bung, dihari lahirmu aku ingin curhat.
Kali ini bukan cerita bahagia
Seperti deru teriakan merdeka yang pernah bung dengar
Atau seperti pekikan takbir ketika mengusir penjajah.
Atau semerdu pidatomu membakar semangat anak bangsa

Ini soal anakmu, anak bangsamu,
Yang tak lagi paham maksud perjuangan
Mereka bung,, menebarkan kebencian, memaksa bahkan membunuh saudara kandungnya sendiri.
Agama tak lagi bicara soal taqwa,
Atau soal patuh pada yang usia.
Mereka gunakan sebagai ladang tabu
Tempat itu sekarang penuh dengan kebencian

Bung... Kini tak ada lagi yang mengalah
Tak seperti dulu ketika engkau diberitahu harus tinggalkan istana.
Begitu loyalnya kau bung, demi kebahagiaan anak bangsa.
Kini bung.. aku tak bisa untuk ungkapkan.
Karena jika kuungkapkan aku takut, nyawaku diambil paksa.

Andai saja bung  disini.
Entah apa,  kata yang akan bung ungkapkan.

Kupang 06/06/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline