Beberapa waktu lalu, Rakyat Indonesia dibuat tercengang dengan hadirnya pentas spektakuler dalam acara pembukaan perhelatan Asian Games 2018.
Salah satu yang menjadi kontroversial adalah "video pembuka"pada seremonial tersebut, yang mana peran utama nya adalah pak Jokowi, Presiden Republik Indonesia.
Cerita yang menggambarkan, bagaiamana seorang sosok Presiden yang rela mengesampingkan egonya sebagai seorang kepala negara, yang berupaya keluar dari kondisi kemacetan jalan raya dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Bergaya heroik ala tontonan film aksi Hollywood, tentunya mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para penontonnya saat itu. Riuh dan gemuruh tepuk tangan dan decak kagum pun terdengar di seantero Stadion Utama Gelora Bung Karno, tempat dilaksanakannya seremonial pembukaan Asian Games ke 18 tersebut.
Dalam dunia periklanan, kita mengenal dengan dengan sebutan, "AHA MOMENT" atau "STOPPING POWER" (Aitchin- son 1999; Book and Schick 1997).
AHA Moment atau Stopping Power adalah sekumpulan pesan di mana bertujuan untuk memperoleh perhatian yang lebih diantara semua pesan yang termaktub dalam sebuah iklan atau video.
Dalam video pembukaan seremoni Asian Games ke 18 yang fenomenal tersebut, terdapat tiga AHA Moment;
1. Kata sapaan "Apa!"
2. Respon WAW, si bocah pramuka dengan es krim di tangan.
3. Senyuman khas Jokowi.
Nampaknya ketiga AHA Momen atau Stopping Power tersebut akan berbuntut menjadi "APA Effect", di mana ketiga pesan tersebut banyak disikapi dan direspon oleh berbagai pihak, di mulai dari yang suka, senang, kaget, gembira, bangga, iri, dengki, sedih, marah, acuh, geram, kesal bahkan jengkel.