Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Duck Syndrome

Diperbarui: 28 November 2022   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sering mendapat paksaan dari lingkungan sekitar dengan situasi yang penuh dengan tekanan, konflik, dan juga persaingan dapat membuat seseorang harus bergerak dalam mendapatkan solusi. Hal ini bisa terjadi oleh siapa saja, contohnya pada mahasiswa baru yang menganggap kuliah itu enak dan bebas. Tapi nyatanya ada hal-hal yang dapat menimbulkan dilema tersendiri baginya. Mereka yang mungkin beranggapan bahwa kuliah itu enak dan bebas karena tidak terikat oleh aturan-aturan yang begitu ketat, namun dalam menghadapi materi kuliah sama sekali berbeda dengan materi saat masih di bangku SMA sehingga dapat menimbulkan tekanan. Mereka juga harus mengalami problema relasi sosial yang tak kalah rumit. 

Kenapa hal ini dapat dikatakan duck syndrome? Apa itu duck syndrome? Faktor apa saja yang menjadi penyebab duck syndrome? Maka, dalam artikel kali ini kita akan sedikit membahas mengenai duck syndrome agar kita lebih tahu apa itu duck syndrome dan apa yang harus kita lakukan jika terkena duck syndrome. 

Duck syndrome merupakan suatu keadaan dimana kita terlihat baik-baik saja, namun sebenarnya kita sedang berjuang sekeras mungkin untuk menanggulangi berbagai masalah yang sedang dihadapi. Fenomena duck syndrome sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni: jika kita lihat dari luar akan terlihat tenang dan baik-baik saja, tetapi kondisi didalamnya yang sebenarnya sangat tertekan; biasanya juga berasal dari tuntutan pekerjaan; selalu berusaha untuk memenuhi ekspetasi yang tinggi dari lingkungan sekitar; mempunyai keinginan agar terlihat sempurna; mempunyai self-eksteem yang rendah; pernah mengalami suatu kejadian yang menyebabkan traumatis; dan juga dapat disebabkan oleh pengaruh dalam sosial media. 

Tapi, kenapa bisa disebut dengan "duck atau bebek"? Jika kita analogi, sama halnya dengan bebek yang sedang berenang diatas permukaan air yang terlihat tenang-tenang saja. Tapi jika dilihat dari bawah air, kaki bebek yang tidak kelihatan ternyata sedang berjuang sekeras mungkin untuk bergerak agar tubuhnya tetap bertahan diatas permukaan air. Terus, duck syndrome ini salah ga sih?

Terkena duck syndrome sebenarnya bukan salah atau benar, bahkan hampir semua manusia yang hidup pasti mengalami duck syndrome. Simpelnya, kita hidup penuh dengan tantangan, rintangan, permasalahan, dan ujian hidup. Tapi semua permasalahan yang ada tidak perlu semuanya kita umbar agar orang lain tahu kalau kita sedang mengalami sebuah masalah atau problem. Bahkan tidak semua orang benar-benar peduli dengan apa yang sedang kita hadapi. 

Jika kita sedang mengalami duck syndrome, kita harus menyempatkan diri untuk rehat sejenak. Kita butuh waktu untuk menenangkan diri, berbenah, dan mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Selain itu, kita juga harus bisa menerima hal-hal yang tidak dapat kita ubah, seperti halnya dengan kekecewaan. Maka, kita harus mencari solusi dari masalah yang ada, bukan untuk lari dan menyangkalnya. Bagaimana pun juga, duck syndrome sendiri dapat beresiko menyebabkan masalah psikologis seperti gangguan kecemasan dan depresi.

Dengan demikian, meskipun kita terlihat baik-baik saja dari luar, kita tetap membutuhkan support system dari orang lain. Sekuat apapun kita bertahan dan menghadapi masalah yang ada, kita tetap membutuhkan bentuk dukungan dari orang lain untuk kita. Sehingga kita bisa menceritakan apa yang sedang kita rasakan dan mendapatkan dukungan yang sangat kita butuhkan pada saat itu. Jika teman-teman sekalian muslim, bahwa dalam Islam sendiri telah mengajarkan kepada kita untuk selalu pandai bersyukur, bersabar, dan tawakkal. Kita juga harus bisa ikhlas dalam menerima apa yang telah terjadi pada kita. 

Jika ditarik kesimpulan, bahwa duck syndrome bisa terjadi pada siapa saja. Saat kita terkena duck syndrome, kita harus beristirahat sejenak untuk menenangangkan diri, berbenah dan mencari solusi untuk masalah yang ada. Kita juga dapat bercerita kepada seseorang yang kita percaya untuk mengeluarkan semua yang sedang kita rasakan dan kita juga berhak mendapatkan dukungan dari orang-orang sekitar. Jangan lupa untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini, bersabar saat mendapatkan permasalahan, ikhlas dalam menerima sesuatu yang tejadi pada diri kita, dan bertawakal kepada Allah SWT. kita juga harus ingat bahwa duck syndrome jika dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan masalah psikologis seperti gangguan kecemasan dan depresi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline