Lihat ke Halaman Asli

Menggeledah Peluang Jerman dan Portugal dalam Laga Pembuka Grup G

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dalam Piala Dunia kali ini, sekurang-kurangnya ada tiga pertandingan pembuka untuk masing-masing grup yang niscaya disaksikan oleh setiap penikmat bola. Laga Brazil vs Kroasia sebagai partai pembuka grup A serentak menjadi pembuka rangkaian keseluruhan pertandingan FIFA WORLD CUP 2014, duel final kepagian antara Spanyol dan Belanda dalam pembukaan grup B, serta perang dalam grup G antara Portugal dan Jerman. Brazil dan Kroasia memang merupakan dua kubu beda kelas. Tim Canarinho Brazil sebagai pemegang gelar terbanyak jauh lebih diunggulkan. Namun, karena ini adalah partai pembuka untuk keseluruhan laga, menyaksikannya merupakan suatu keharusan sekaligus menilik kredibilitas tuan rumah sebagai favorit juara. Spanyol dan Belanda adalah finalis piala dunia 2010. Keduanya bentrok lebih awal. La Furia Espanola tentunya ingin menjaga gengsi juara dan membuktikan bahwa mereka layak menyandang status juara bertahan. Motif Belanda pastinya ingin balas dendam atas kekalahan 0-1 pada final edisi sebelumnya. Belanda juga mau menunjukkan bahwa mereka bukanlah pangeran bola nirmahkota. Lalu, perang pembuka terakhir dalam hal ini ialah bentrok Selecao das Quinas Portugal dan Die Adler Jerman yang dihidangkan dalam Grup G. Perang Portugal dan Jerman inilah yang ingin ditilik dalam pembahasan kali ini.

Setelah mengetahui Brazil mengalahkan Kroasia 3-1 dan Spanyol tumbang memalukan dengan skor 1-5 dari Belanda, pentas Portugal versus Jerman akan lebih seru lagi. Siapa yang menyangka bahwa Brazil harus kebobolan lebih dulu dan bersusah payah untuk membalikkan kedudukan ataupun Spanyol si juara bertahan itu dilucuti musuhnya dengan rentang skor yang kegendutan. Hati-hati untuk memprediksi pemenang pertempuran antara anak asuh Paulo Bento dan Joachim Loew tersebut. Namun, prediksi tetaplah prediksi, entah itu sesuai dengan kenyataan hasil di lapangan ataupun melenceng jauh. Intinya, Portugal dan Jerman merupakan dua kekuatan Eropa yang punya tradisi bagus dalam berbagai turnamen-turnamen besar, salah satunya Piala Dunia. Portugal dan Jerman saat ini memiliki kekuatan mumpuni di berbagai lini dan juga ada pemain-pemain kunci yang menjadi roh permainan.

Pertama, Jerman. Tim ini mencatatkan prestasi mengesankan sepanjang penyelenggaraan Piala Dunia. Mereka itu tiga kali juara dunia (1954, 1974, 1990) dan empat kali menjadi runner-up. Dalam tiga jilid terakhir Piala Dunia, Jerman selalu berada di panggung semifinal meskipun catatan ini kadang dipandang sinis dengan anggapan sebagai juaranya semifinal. Selama fase kualifikasi, Die Mannsschaft mendulang hasil memuaskan dengan sembilan kali menang dan sekali seri tanpa kekalahan. Ini menunjukkan bahwa Jerman sungguh siap larut dalam aroma World Cup dan menjadi juara. Dengan demikian, kemenangan atas Portugal adalah sebuah keharusan. Publik dunia menanti dahsyatnya laga ini menimbang dua tim Grup G lainnya, Ghana dan Amerika Serikat, juga punya kekuatan yang tak boleh disepelekan. Akan tetapi, untuk Jerman, pada lima laga uji coba terakhirnya, Philip Lahm c.s. hanya mendapatkan tiga kali kemenangan, yakni atas Armenia, Inggris, dan Chile, dan dua kali bermain imbang dengan Polandia dan Kamerun. Jerman tidak konsisten ? Sabar dulu. Uji coba tersebut memang bisa dijadikan pendasaran untuk sangsi terhadap kualitas tim ini. Namun, Jerman pasti menunjukkan kelasnya dalam setiap laga yang akan dimainkannya. Deru mesin Der Panzer akan menggemuruh hebat menampilkan kapasitas nama besar tim yang kini menempati peringkat dua FIFA ini. Jerman siap menyapu bersih semua laga dan menjuarai turnamen ini. Ia juga sudah siap berhadapan dengan Portugal.

Berikutnya, Portugal. Banyak orang mengatakan mereka adalah Samba Eropa. Ini tentu harus dibuktikan. Laga kontra Jerman di Stadion Itaipava Arena Fonte Nova, Salvador mungkin salah satu tolak ukurnya. Terlepas dari tolak ukur semacam itu, Portugal harus sungguh-sungguh mempersiapkan diri. Rupanya, dari sembilan belas kali pesta sepak bola dunia ini diselenggarakan, Portugal baru lima kali berkecimpung di dalamnya (1966, 1986, 2002, 2006, dan 2010). Kali ini, Portugal kembali eksis untuk yang keenam kalinya. Hasil terbaik dicapai pada 1966 dengan menyandang juara ketiga dan pada 2006 dengan menempati posisi keempat. Pada 2006 itu, yang mengalahkan mereka adalah Jerman, sesama kontestan segrup dalam Piala Dunia saat ini. Patut diketahui, Portugal datang ke negeri Amazon dengan status ikon play-off. Artinya, mereka bisa tampil di putaran final Piala Dunia setelah lolos dari sangkar play-off. Play-off merupakan fase kritis bagi sebuah tim sebab ia harus bertarung dengan tim lain supaya bisa lolos. Tantangan ini berhasil diatasi secara baik oleh anak asuh Paulo Bento. Mereka menghancurkan tim klasik lainnya Swedia dengan agregrat skor 4-2. Ternyata, Portugal hanya menjadi runner-up dalam fase kualifikasi. Mereka menang enam kali, kalah sekali, dan seri tiga kali. Namun, lima pertandingan terakhirnya, Portugal meraih empat kali kemenangan dan sekali seri. Pertandingan terakhir pada 11 Juni lalu, Christiano Ronaldo dkk sukses memperdayai Irlandia, 5-1. Laga internasional tersebut ingin menunjukkan bahwa mereka siap tampil garang. Portugal datang dengan pemain terbaik dunia. Pastinya, napsu untuk menjadi juara perhelatan bergengsi ini cukup tinggi. Portugal memang tidak terlalu difavoritkan tetapi mereka adalah raksasa Eropa. Mereka menatap Piala Dunia dengan penuh keseriusan. Runner-up Euro 2004 ini ingin hasil yang terbaik. Sama seperti Jerman, Portugal juga sudah sangat siap untuk bertarung, terkhusus dalam sajian laga pembuka grup.

Baik Jerman maupun Portugal telah menyiapkan pasukan terbaik. Kedua tim ini optimistis. Pertama-tama, optimisme mereka patut diacungi jempol. Kedua, mari kita sedikit bermain angka. Maksudnya, prediksi kali ini ditinjau dari hasil yang didapatkan masing-masing tim dalam tataran Fase Kualifikasi, Hasil Lima Uji Coba Terakhir, dan Head to Head keduanya. Untuk Fase Kualifikasi, Jerman mendapatkan 28 poin (9 menang, I seri) berbanding Portugal yang hanya 21 poin (6 menang, 1 kalah, 3 seri). Ini berarti Jerman : Portugal= 28 : 21= 1,33 : 1. Dari tinjauan Lima Uji Coba Terakhir, Jerman mendulang 11 poin sementara Portugal 13. Jerman : Portugal = 11 : 13= 1 : 1,18. Lima Head to Head terakhir kedua tim di semua laga itu Jerman menang tiga kali atas Portugal, Portugal menang sekali, dan sisanya itu seri. Ini berarti Jerman berpoinkan 10 sedangkan sang lawan memperoleh poin 4. Perbandingannya, Jerman : Portugal = 10 : 4 = 2,5 : 1. Ketiga tilikan prediksi tersebut dijumlahkan dan totalnya Jerman : Portugal = 4,83 : 3,18 = 1,52 : 1.

Akhirnya, pada hematnya, Jerman akan berhasil mengatasi perlawanan Portugal dengan rasio gol 1,52 : 1 (sekurang-kurangnya unggul satu gol). Namun, hasil seri juga menjadi suatu prediksi yang bijak menyimak Der Panzer hanya unggul 0,52 poin yang masih pada kadar rata-rata. Jerman mungkin menang tipis 3-2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline