Rasanya sudah lama sekali tidak makan nasi padang, sebagaimana menu khas yang selalu tersedia di warung nasi padang, kemarin saya pengen banget makan nasi padang. Saya bayangkan, siang-siang (walau kemarin seharian mendung) makan nasi padang yang dibungkus, nasinya hangat, menunya rendang, sambel ijo, dan lalapan daun singkong yang disiram dengan kuwah gulai nangka. Mantap, mantap betul. Dengan semangat saya putuskan ke warung nasi padang, dan sesampainya di warung ternyata tidak ada rendang. Nihil. Saya cukup kaget, karena apalah makna warung nasi padang tanpa jual rendang. Saya tanya ke tetehnya (btw, orang jualan nasi padang dipanggilnya teteh yak), kenapa nggak ada rendang, udah habis kah? Baru jam 12 siang. Katanya, memang sudah beberapa hari nggak dagang rendang karena nggak kebagian daging sapi. Lhah, kok bisa? Katanya, penjual daging lagi pada mogok di Jabodetabek. Harganya melambung sampai Rp 200.000 per kg. Ah masaa?? Tambahnya lagi, beli satu kg daging cuma dapat 12 potong, jual nasi rendang per bungkus cuma Rp 12.000. Jadi, nggak kena hitungan-hitungannya. Hmmm...
Dan pagi ini ketika saya buka-buka hargapangan.id, ternyata memang harga daging sapi sedang melambung di beberapa wilayah di Indonesia. Bahkan untuk Pulau Kalimantan, hampir di seluruh wilayahnya berwarna marun yang artinya harga daging sapi berada pada posisi harga tertinggi, bahkan melebihi harga eceran tertinggi. Hal ini dimungkinkan karena faktor bencana alam yang melanda di sejumlah wilayah di Kalimantan terutama Banjir yang hampir melanda Provinsi Kalimantan Selatan. Harga daging sapi kualitas dua di Kalimantan Selatan per 19 Januari 2021 mencapai Rp 126.900 per kg. Sementara itu, di wilayah DKI Jakarta, aksi mogok dilakukan oleh sejumlah pedagang daging sapi di Jabodetabek. Hal ini karena harga daging sapi melonjak sangat tinggi bahkan sudah sejak bulan Juli 2020. Berdasarkan info hargapangan.id, harga daging sapi kualitas dua per 21 Januari 2021 di pasar tradisional mencapai Rp 122.500/kg melebihi HET yakni Rp 120.000/kg. Sementara di pasar modern, harga daging sapi di wilayah DKI Jakarta mencapai harga Rp 149.900/kg. Harga-harga tersebut sangat jauh dari harga normal daging sapi karkas yakni kisaran Rp 80.000-90.000/kg di pasar tradisional. Tingginya harga daging sapi diperkirakan disebabkan karena penurunan jumlah daging sapi kiriman dari negara eksportir seperti Australia. Australia, sebagai negara eksportir utama daging sapi bagi Indonesia sendiri tengah menghadapi permintaan daging sapi yang meningkat dari negara lain. Selain itu, mengutip dari siaran perss oleh Kementerian Perdagangan diungkap penyebab kenaikan harga sapi bakalan di Australia diakibatkan karena adanya program repopulasi dan pemenuhan permintaan konsumsi dalam negeri Australia.
Lalu, apakah kita rendang akan mulai langka ditemukan di sejumlah warung padang? Yuk kita lihat beberapa hari ke depan. Semoga, pemerintah dapat menormalkan kembali harga daging sapi agar warung makan nasi padang tetap dapat mempertahankan eksistensinya. Apalah makna warung nasi padang jika tidak ada rendang. Karena kalau hanya menu ikan dan ayam bakar, warteg pun tak kalah banyaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H