Target graduasi 10 persen dari total 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) terus dikejar oleh Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Pemprov Jatim di tahun 2020. Pasalnya graduasi ini penting dengan harapan adanya peningkatan taraf KPM dari kurang sejahtera menjadi sejahtera.
Sebagai tolok ukur juga keberhasilan dari bansos Program Keluarga Harapan. Ketika dari jumlah penerima bansos hanya terus bertambah tanpa ada pengurangan jumlah yang signifikan karena adanya peningkatan kualitas hidup dari para penerima bansos. Maka keberhasilan dari program ini dipertanyakan.
Bahwa fungsi pemberdayaan juga sudah dijalankan, setiap sebulan sekali pendamping memberikan materi dari modul pendidikan, kesehatan, perlindungan anak serta ekonomi. Sejak tahun 2019 target graduasi dicanangkan oleh Kementerian Sosial.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Pepen Nazarudin, mengatakan bahwa ada tiga jenis jenis graduasi KPM PKH. Pertama yaitu graduasi alamiah atau sudah tidak memiliki komponen, kedua adalah graduasi mandiri atau atas keputusan KPM keluar dari kepesertaan. Dan ketiga graduasi sejahtera ditunjukan dengan kenaikan taraf kesejahteraan ditandai meningkatnya pendapatan.
Indikator keberhasilan Program Keluarga Harapan (PKH) adalah Graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari PKH untuk mandiri dan secara sukarela melepaskan diri untuk tidak lagi menerima bantuan sosial Keluarga Harapan yang selama ini didapatkannya. Indikator itu harus menjadi target utama program PKH. Karena itu, terget graduasi ini harus dilakukan secara terukur dan sistematis melalui pendampingan para SDM PKH.
Kali ini profil yang diangkat peksos supervisor adalah dampingan dari pendamping sosial Suharmi Nur Hidayah,S.Pd. Penjual soto ayam Lamongan, ibu Hartini, kohort 2018 memilih mengundurkan diri dari kepesertaan PKH karena ingin berbagi dengan masyarakat lain yang lebih membutuhkan.
Berawal dari menjual bakso dan es tahun 1999 sampai tahun 2004, kemudian beralih menjual tahu campur sampai pada tahun 2010. Beralihnya jualan karena melihat potensi berkembangnya usaha yang kurang bagus membuat bu Hartini dan suami mencoba keberuntungan pada soto ayam Lamongan dan Alhamdulillah bisa berkembang dengan baik sampai sekarang.
Mempunyai dua anak yang pertama kuliah di STKIP sudah semester tujuh jurusan Bahasa Inggris. Kemudian anak yang kedua masih duduk di bangku SMA dan sudah kelas tiga. Jadi merasa sangat terbantukan dengan mendapat bantuan PKH yang bisa dipakai subsidi silang antara uang kebutuhan pendidikan, kebutuhan sehari-hari dan tambahan modal.
Mendapat bantuan KUR juga untuk mengembangkan usaha dengan merehab gerobak serta menambah barang untuk jualan. Tampak sekali bu Hartini bersyukur dan berharap bahwa dengan mundurnya beliau maka nanti bisa digantikan oleh orang-orang yang benar membutuhkan bantuan dan bisa untuk mengembangkan usaha seperti yang sudah dirasakan selama ini.
Peksos supervisor juga membagikan info system sumber untuk penghasilan tambahn bagi keluarga bu Hartini. Putra sulungnya yang bersemangat dan progresif mau mengajar kursus bahasa Inggris. Kebetulan peksos supervisor mempunyai kenalan teman pemilik kursus bahasa Inggris. Semoga ini juga menjadi jalan bagi karir putra sulung bu Hartini.