Matahari berjumpa bulan
Langit cerah menjadi hitam
Amarahku bagai api yang membara
Disaat aku merasa terdampar atas ombak raksasa
Kuingin marah pada siapa?
Ntah kenapa jiwaku ingin sendiri dengan kesunyian
Tanpa kusadar bahwa keputusanku sangat salah dimata mereka
Akan tetapi nuraniku hanya membeku atas amarahku
Tidak banyak orang paham terhadap diriku
Meski banyak pertanyaan, aku hanya tersenyum kecil
Hingga akhirnya aku sadar
Satu orang yang kubenci sempat tersenyum melihatku
Kontrol amarahmu
Jadikan benteng pertahanan hidupmu
Kuingin engkau tersenyum meski engkau membenciku
Hanya itu pesanku terhadap amarahmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H