Lihat ke Halaman Asli

Apa Salah Jilbab Saya?

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13359484301284099324

(gambar nyomot dari google)

Lagi...

Yah kenapa lagi, baru-baru ini sekitar bulan April saya mendapat panggilan dari sebuah rumah sakit di daerah tambun.

Saya datang tepat waktu.

Penerimaan mereka pada calon karyawan pada awalnya cukup baik, setelah mengisi absen di ruang tunggu kami pun menjalani test.

Hari itu ada 4 kandidat, 3 wanita dan seorang pria. Kami diterima oleh seorang ibu paruh baya, di sebuah ruangan semacam ruang rapat yang dengan ukuran sedang, di dalamnya berjejer kursi lipat mahasiswa, dan sebuah meja, ada juga whiteboard. Kami semua pun di bagikan 3 jenis tes yang rata-rata semuanya lebih di tekankan kepada hitungan matematika setelah sebelumnya mengisi form biodata.

Setelah menjalani kesemua tes untuk hasil ditunda, karena pada hari itu hari jumat maka setelah shalat jumat akan ada temu lagi, mungkin semacam wawancara ringan, kecuali satu wanita yang pada hari Seninnya langsung di suruh datang lagi pukul 09.00 pagi. Aku dan seorang teman menunggu di kantin, dan berceritalah si ibu kantin kalau semua pekerja disini tidak diperbolehkan menggunakan jilbab kecuali bagian customer service itupun 1 orang karena pihak rumah sakit mendapatkan dari sebuah outsourcing.

deg deg deg deg deg...

Sudah lumayan lama di tunggu akhirnya tiba juga, kini kami tinggal bertiga bertemu lagi dengan ibu paruh baya tersebut kami di bawa ke lantai yang berbeda dan menemui bapak bagian rekam medis. Sepanjang menuju jalan dan naik lift aku sempat memperhatikan ID card yang dikenakan si ibu paruh baya tersebut berkacamata dan menggunakan jilbab rapat.

Laki-laki dulu yang dipanggil, ada jedah waktu berbincang dengannya mengenai apa yang di bicarakan karena ada pasien yang sedang menemui si bapak di ruangan tersbut. Pria tersebut bercerita dia di suruh datang hari senin pukul 09.00 sama seperti wanita yang pertama tadi.

dan...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline