Lihat ke Halaman Asli

Pemuda Zaman Now di Hari Sumpah Pemuda

Diperbarui: 29 Oktober 2017   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cumikhsan.wordpress.com

   Halo pembaca setia Kompasiana. Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai anak muda di zaman sekarang atau dapat dikatakan zaman modern.

Hari ini adalah 1 hari setelah memperingati  hari Sumpah Pemuda. Maka dari itu saya akan menjelaskan sedikit mengenai arti-arti Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda ialah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Ikrar ini dianggap untuk menjadikan kritalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya Negara Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan  keputusan Kongres Pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan Van Ophuysen.

Isi Sumpah Pemuda itu seperti berikut:

Pertama :

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Apakah kamu lupa dengan sumpahmu? Generasi muda bangsa ini justru melupakan makna Sumpah Pemuda itu. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang ditunjukkan para pemuda 89 tahun yang lalu sudah tidak tergambarkan saat ini. walau zaman kini telah berubah, jangan sampai nilai kitapun berubah.  Walau waktu terus berlari, dan zaman niscaya berganti, namun janji akan selalu menuntut bukti Bahwa pemuda akan selalu menghaturkan bakti, memastikan Sumpah Pemuda tetap relevan hingga kini.  Menyedihkan jika pemuda ikut  campur dalam perpecahan, malah aktif menyebarkan ujaran kebencian. Gampang terbawa oleh informasi sembarangan, larut dalam propaganda politik murahan.

Remaja bergaul memang adalah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan dahaga yang ingin terpuaskan. Mereka ingin mengenal banyak orang dari berbagai lingkungan. Ini sebetulnya tidak terlepas dari proses pencarian jati diri semata. Dengan membebaskan perasaan dan isi hati, mereka juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa. Bila dikekang, mereka nampak begitu sedih dan terkekang. Tapi bila pergaulan terlalu dibebaskan, juga sangat mengkuatirkan. Yang penting berkomunikasi dan terarah. Bilamana sang remaja masih mampu berkomunikasi dengan keluarga dan orang tua, maka bimbingan untuk pergaulan pun dapat tersampaikan.

Indonesia adalah keberagaman yang seharusnya menguatkan, rawatlah dengan segala kemampuan yang dapat dikerahkan Jangan mau sekadar menjadi serdadu bagi generasi tua, sebab masa depan justru milik kita para pemuda . "Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia" - Bung Karno. Kutipan pendek dari Bung Karno tersebut sudah cukup menjelaskan bagaimana peranan pemuda untuk membangun negeri ini. Bikinlah barisan sendiri selagi bisa, jangan silau dengan para berhala, yang sedang sibuk berebut kuasa .Jadilah penenang bagi rakyat yang gelisah, jadilah penentu ketika semua jalan terlihat buntu.

Jadi dapat disimpulkan yaitu Isi dari Sumpah pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 mengandung arti cinta tanah air Indonesia, cinta pada bahasa persatuan dan cinta pada bangsa Indonesia. Prinsip Bhineka Tunggal Ika tercermin dari nilai-nilai yang dijunjung saat memperingati Hari Sumpah Pemuda. Walau Indonesia memiliki berbagai suku bangsa, berbagai bahasa, berbagai adat istiadat, berbagai agama dan kepercayaan tetapi tetap satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa yaitu Indonesia. Generasi muda seharusnya bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bangga memakai produk hasil karya anak bangsa, bangga memiliki kewarganegaraan Indonesia.

Sekian yang bisa sampaikan. Jika ada kesalahan kata, saya meminta maaf. Tidak lupa juga terimakasih sudah membaca. Semoga bermanfaat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline