Lihat ke Halaman Asli

Sudah Mulai Larut

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah mulai larut, aku dengar keheningan di luar kamar.  Tak tahu apa bulan masih ada – dua hari lalu kupergoki ia muncul besar sekali

Di kamarku musik masih ramai, entah lagunya tentang apa. Aku sendiri saja, cuma ditemani sekelompok boneka kecil; gajah, monyet, anjing, pinguin hasil buruan di pasar loak tempo hari

Tak jelas aku ingin apa, menulis pun rasanya setengah hati.  Aku tak mau mengingatmu terus tapi tentucuma itu yang kulakukan. Kukenang kamu semudah menghirup udara.  Seperti racun kamu merasuki aliran darah.  Seperti hantu senyummu mengendap-endap tanpa suara

Apa kabar kekasih, tahukah kamu betapa rindunya aku?

Sebentar, aku harus ke kamar mandi

membuang sedikit sakit hati

Eh, di kamar mandi kudengar suara motor, seperti petasan meledakkan sunyi

Ah andai itu kamu, datang mengetuk pintu. Kubukakan dan berkata ‘kamu terlambat, tapi toh akhirnya pulang’

Aku dengar juga kokok ayam. Membuatku ingat si pangeran tua yang mengira fajar telah tiba, lalu membunuh cintanya sendiri. Sungguh bodoh

Katakan padaku

Haruskah kubunuh cinta ini dan menjadi bodoh

Atau terus menunggu kamu mengetuk pintu sedangkan fajar telah singgah berkali-kali?

Lelucon kosmik kekasih, tak bosan menjadikan kamu dan aku sebagai sasaran gurauan

Tak peduli kita merasa lucu ataukah marah

Baginya tak ada yang lebih menggelikan daripada menertawakan kita mencoba menebak nasib

Sudahlah

Sebaiknya aku tidur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline