Lihat ke Halaman Asli

Media yang Tak Lagi Netral

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Media adalah suatu sarana untuk penyampaian informasi kepada masyarakat. Seperti yang telah diperjuangkan oleh bapak pers kita yaitu, Tirto Adhi Soerjo. Mungkin beberapa pembaca telah mengenal beliau sebagai salah satu tokoh yang “membuka” mata rakyat Indonesia untuk melawan Belanda pada saat itu melalui pers. Namun, penulis yakin tidak sedikit pula yang belum mengenal beliau. Bukan hanya sebagai “Sang Pemula” dalam bidang pers, mungkin beliau bisa disebut sebagai orang yang pertama kali berani menyatakan bahwa betapa kejamnya dan tidak adilnya Belanda pada saat itu pada rakyat Indonesia, serta mendorong tokoh-tokoh lain untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Tirto Adhi Soerjo adalah orang yang pertama kali mencetuskan pers pertama yang berasal orang pribumi pada saat itu. Tujuannya bukan lain adalah untuk memberikan banyak-banyak informasi dan memperluas wawasan masyarakat Indonesia, yang sebelumnya belum ada selama kedudukan Belanda di Nusantara. Mencerdaskan rakyat Indonesia dengan informasi, itulah yang menjadi cita-cita Tirto Adhi Soerjo.

Belakangan ini banyak kita lihat di Televisi atau yang dapat kita baca di media cetak ataupun internet, informasi-informasi yang diberikan menurut penulis yang tidak lagi memiliki tujuan untuk mencerdaskan bagi rakyat. Mengapa begitu? Tentu saja karena mereka (media) dewasa ini dimiliki oleh orang-orang yang notebene anggota atau bahkan yang menaungi partai tertentu. Pers saat ini sudah “dikotori” oleh mereka yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Mentang-metang mereka mempunyai stasiun televisi, seenaknya saja mereka menjejali pemirsanya dengan mengagung-agungkan diri sendiri untuk, apalagi kalau bukan kampanye. Mungkin mereka tidak sadar betapa muaknya masyarakat dengan cara mereka berkampanye itu. Masyarakat sudah pintar bung, kami sudah tidak mempan lagi dengan cara seperti itu, dengan membesar-besarkan nama anda sendiri dan mengatakan “Saya lah yang pantas jadi pemimpin negeri ini”. Maaf  kalau kami bilang, you’re not deserve to be our leader.

Pemimpin yang baik itu bukan orang yang MENGAJUKAN diri untuk menjadi pemimpin. Tapi, pemimpin yang baik itu adalah orang yang DIAJUKAN langsung oleh rakyatnya. Itulah pemimpin yang sesungguhnya.

Semoga Indonesia menjadi lebih baik, Amiin !

Regards

Eno Dhanie Styasto

Twitter : @edhanie




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline