Potret pendidikan anti kritik dan tidak mendahulukan adab, bisa menjadi bumerang di masa mendatang.
Nama ibu guru SMK ini Amalia Wahyuni. Baru-baru ini, namanya viral karena berani menegur Kadisdikbud (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammadun, yang merokok di ruang acara tertutup berpendingin.
Sayangnya, Kadisdikbud malah meminta Amalia untuk keluar ruangan karena merasa tak nyaman ditegur Selain merokok, kepala dinas ini sebenarnya juga memakai sandal di ruang rapat (Radar Banjarmasin, 9/11)
Amalia tentu punya alasan menegur atasannya tersebut. Selain dia tak bisa mencium asap rokok, apalagi di ruangan berpendingin, Amalia juga merasa atasannya tersebut melanggar sejumlah peraturan. Seperti merokok dalam ruangan dan merokok ketika sedang ada kegiatan bersama para bawahannya.
Kasus ini makin panjang karena kemudian Amalia kemudian curhat di media sosial lewat unggahan di akun pribadinya @amaliawyn yang tentu saja menimbulkan pro dan kontra lagi.
Cerita lanjutnya, Amalia akhirnya diistirahatkan untuk waktu yang tidak ditentukan dari tempatnya mengajar. Yang juga mengherankan dari kasus ini, banyak sekali guru dan kepala sekolah yang pro terhadap atasan mereka alias kadisdikbud.
Belum jelas alasan pasti mengapa Amalia diistirahatkan oleh kepala sekolah. tempatnya mengajar. Apakah karena ingin "menyelidiki" masalah ini dengan tenang terlebih dahulu atau memang ada instruksi dari atasannya tersebut?
Yang jelas, sikap kepala sekolah yang seperti tergesa mengambil tindakan ini cukup disayangkan. Kepala sekolah yangs eharusnya netral terlihat berpihak pada atasannya tersebut.
Namun demikian, Amalia bisa dikatakan penuh dukungan juga. Bukan hanya dari netizen tetapi juga dari akademisi, mahasiswa dan LSM khususnya yang berada di Kalsel. Bahkan kemudian juga muncul petisi dukungan terhadap Amalia yang sudah ditandatangani ratusan orang. Petisi selain berisi dukungan juga meminta pihak terkait mempertimbangkan pemecatan Kadisdikbud.
BEGINIKAH WAJAH PENDIDIKAN KITA?
Kasus ini menarik karena tidak sekedar kasus Amalia sebagai bawahan yang menegur atasannya, tapi bisa mencerminkan wajah pendidikan kita secara umum. Beberapa hal dibawah ini mungkin bisa jadi catatan terhadap kasus ini khususnya hubungannya dengan dunia pendidikan.