Lihat ke Halaman Asli

Enny Ratnawati A.

TERVERIFIKASI

Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Beberapa Hal agar Marriage is (Not) Scary

Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pernikahan (Foto: Pixabay/NGDPhotoworks)

Fenomena marriage is scary sebenarnya sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Pernikahan dianggap bukan lagi tujuan tapi hanya pilihan.

Marriage is scary atau pernikahan hal menakutkan beberapa waktu terakhir ramai dibicarakan di media sosial. Uniknya bukan hanya dibicarakan tapi bahkan di -aminkan- oleh para netizen. Benarkah pernikahan semenakutkan itu?

Buat yang belum menjalani pernikahan, ini tentu saja pertanyaan besar. Apalagi melihat di sekeliling dan di medsos banyak hal yang membuat pernikahan menjadi sesuatu yang menakutkan.

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), suami yang tidak bekerja dan tidak sanggup memberi nafkah, perselingkuhan, judi online, kasus mertua dan ipar yang ikut campur hingga semakin meningkatnya perceraian menjadi cerminan semakin meningkatnya pernikahan.

Salah satu kasus KDRT yang ramai dibicarakan baru -baru ini adalah kasus Cut Intan, selebgram sekaligus atlet cabang olahraga Anggar asal Aceh yang video KDRT-nya tersebar dimana-mana. Tentu masih sangat banyak kasus KDRT yang terungkap ataupun tidak terungkap ke publik. Dan rata-rata korbannya memang perempuan dan anak-anak. Bagaimana tidak menakutkan situasi ini.

Belum lagi kasus perceraian. Bukan hanya di kota, bahkan sampai ke daerah-daerah pun, tren perceraian memang semakin meningkat. Akhir Juli lalu, Radar Banjarmasin misalnya menuliskan periode 1-25 Juli 2024, di kabupaten Hulu Sungai tengah (HST) Kalsel, tercatat 241 kasus istri menggugat cerai suami. Dan ada 54 kasus lainnya dimana suami menceraikan istrinya.

Mayoritas kasus perceraian karena memang terjadi pertengkaran yang tidak ada habis-habisnya, tidak ada kecocokan hingga masalah ekonomi. Masalah lain yang mendominasi adalah suami malas bekerja dan terlibat dalam judi online (Instagram Radar Banjarmasin 31/7).

Di lingkup nasional, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan tren pernikahan yang terus menurun selama tiga tahun belakangan. Penurunan paling drastis di 2023. Angka pernikahan menyusut hingga kurang 2 juta pasangan.

Pada 2023, tercatat ada 1.577.255 pernikahan. Angka ini menurun dari 1.705.348 pernikahan pada 2022. Tren penurunan terbesar di DKI Jakarta sendiri menjadi wilayah dengan angka penurunan tren pernikahan yang nyaris ada di level 4 ribu (CNN INdonesia 15/08).

Tren pernikahan yang menurun sebenarnya tidak semata disebabkan oleh beberapa kasus itu saja. Tapi mungkin juga oleh pergeseran budaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline