Lihat ke Halaman Asli

Enny Ratnawati A.

TERVERIFIKASI

Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Perlu Solusi Tepat untuk Parkir Liar

Diperbarui: 10 Desember 2023   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi parkir liar | Sumber foto: kompas otomotif

Parkir liar di satu sisi mengganggu. Namun di sisi lain, kadang membantu juga. 

Awalnya tempat tersebut adalah sebuah pasar dadakan di pagi hari, di kota kami. Secara sederhana, pasar dadakan didefinisikan sebagai pasar yang keberadaannya mendadak saja, bukan pasar permanen. 

Beroperasi dari jam 6 pagi hingga jam 9 pagi, hampir semua kebutuhan ada di pasar ini. Sayuran, ikan, perlengkapan rumah tangga, makanan dan kue dan segala macam. Walau dibandingkan pasar permanen tentu saja jumlahnya masih terbatas.

Sudah bertahun-tahun keberadaan pasar dadakan ini. Karena letaknya hanya di pinggir jalan saja, biasanya pembelinya kaum pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor (motor) yang akan berlalu lalang di depan pedagang. Atau bisa juga mereka memarkir sebentar motornya depan pedagang untuk kemudian berbelanja.

Tidak ada tukang parkirnya di pasar dadakan ini. Bikin macet? Tentu tidak, karena memang biasanya orang-orang hanya berbelanja sebentar saja. Motornya memang silih berganti datang dan pergi. Dan letaknya di pinggiran aspal, tidak membuat macet.

Namun sekitar dua minggu lalu, pasar dadakan tiba-tiba menghilang. Tak ada satu pun pedagang yang berjualan. Oh ternyata ada pasukan satpol PP yang mengamankan wilayah tersebut. Sehingga menjadi bersih dari pedagang. Hari itu tidak ada yang berjualan sama sekali karena Satpol PP-nya juga menunggu di tempat tersebut.

Hari kedua dan ketiga juga sama. Tapi di hari ketiga, pedagang rupanya sudah dipindahkan ke halaman rumah orang, tepat di belakang pasar dadakan sebelumnya. 

Jadi, ternyata ada rumah dengan halaman luas di belakang pasar yang bisa digunakan buat lahan berjualan. Gratis? ternyata tidak.

Kata pedagang, mereka membayar sewa 10.000 per pedagang/per hari sebagai biaya sewa lahan. Di tempat sebelumnya juga membayar tapi tak semahal yang sekarang.

Cerita ini belum selesai. Hari selanjutnya tentu saja tidak ada lagi satpol PP yang berjaga. Dan bekas pasar ternyata dimanfaatkan warga sekitar sebagai lahan parkir baru, khususnya bagi para pembeli. 

Awal-awalnya memarkir kendaraannya gratis saja. Sekarang? tentu saja sudah bayar buat ingin memarkir kendaraannya buat sekedar berbelanja di pasar dadakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline