Pilihan ganda, menurut pengamatan saya sebagai orang tua, kadang-kadang membuat anak sedikit malas belajar lebih giat. Karena memang jawabannya ada pilihannya. Namun siapkah anak-anak Indonesia jika memang soal dalam bentuk uraian (esai)?
Salah seorang kerabat bercerita tentang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 1. Saat ini memang anak nya membacanya masih terbata-bata alias belum lancar. tetapi mau tidak mau harus menghadapi penilaian tengah semester (PTS), minggu lalu di sekolahnya.
Yang unik, pas hasil ulangan dibagikan, ternyata jawaban sang anaknya hanya di huruf "C" semua dalam soal pilihan ganda. Lumayan ternyata, dari sejumlah jawaban "C" yang dia pilih, ada kira-kira 50 persennya benar. Lumayan.
Kerabat ini menyimpulkan, kemungkinan memang anaknya ini tak membaca soal sama sekali dan langsung menjawab di lembar jawaban dengan "C" semuanya.
Selain faktor tak lancar membaca tadi, kemungkinan lain dia malas berpikir jawaban yang tepat dan ingin cepat-cepat menyelesaikan ulangannya. Hehehe.
Anak saya yang saat ini duduk di kelas 5 SD lain lagi. Menghadapi PTS lalu, salah satu metode belajarnya dengan lembaran LKS dan soal-soal yang diberikan gurunya.
Nah malamnya minta tes-in tentang materi ulangan tersebut. Biasanya saya membacakan solanya dan dia yang menjawabnya.
Namun, kalau saya bacakan sebuah soal dan diminta menjawab, biasanya malah tak mau jawab sebelum dibacakan berbagai pilihan jawaban yang ada di LKS atau lembaran soal latihan.
Bisa jadi dia memang menghapal jawaban-jawaban tersebut karena biasanya sampai ingat pilihan hurufnya (bukan sekedar jawabannya saja).
Nah, biar tidak menghapal kesannya, maka ketika membacakan soal tersebut, jawaban a,b,c,d-nya saya acak lagi. Biar dia agak bingung sedikit dan tidak menghapal pilihan hurufnya saja. Begitulah...