Sebenarnya lengkapnya "Minta rela,minta halal, minta ridho", ungkapan sehari-hari masyarakat Banjar,Kalimantan Selatan.
Pagi-pagi tadi,usai mengantar anak ke sekolah dalam kegiatan pesantren Ramadhan, ban motor saya terasa kempes. Untunglah, di pinggir jalan bertemu dengan tukang pompa dan tambal ban pingir jalan..
Peralatannya terlihat sangat sederhana. Pompa buat ban juga masih manual,padahal di tempat lain biasanya sudah menggunakan mesin. Ketika saya tanya berapa biaya pompa ban depan dan belakang, dia jawab : seiklasnya saja.
Saya memberikan bayaran dan bapaknya dengan semangat mengatakan : minta rela. Bahkan lebih dari satu kali.
"Minta Rela" sebenarnya ucapan yang sangat biasa bagi masyarakat asli Banjar khususnya. Ungkapan dalam pergaulan sehari-hari yang seringkali di dengar di mana-mana.
Buat pendatang barangkali terasa asing, ketika ketika memberi sesuatu ke orang lain, orang tersebut tak hanya berucap terima kasih, seperti yang lazim diicapkan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Tetapi akan diiringi juga oleh ungkapan "minta rela,minta halal, minta ridho". Sungguh ucapan yang kelihatannya sangat panjang dan rumit. Namun, maknanya sebenarnya sederhana. Si penerima barang atau jasa, ingin ada unsur keikhlasan dari si pemberi barang atau jasa.
Ungkapan ini sekaligus bentuk permintaan maaf dan ucapan terima kasih dari penerima barang/jasa atas keikhlasan.
"Minta rela,minta halal,minta ridho" sekilas memang terlihat ungkapan yang rumit. Namun karena sudah terbiasa, hal itu mudah saja dan otomatis diucapkan ketika menerima suatu barang, pemberian atau sesuatu yang berharga.
Penggunaan ungkapan ini sebenarnya mengandung nilai moral, nilai pendidikan, nilai sosial dan nilai religius.