Lihat ke Halaman Asli

Enny Ratnawati A.

TERVERIFIKASI

Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Fikih Peradaban dan Abad Kedua NU

Diperbarui: 8 Februari 2023   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta jalan kaki menuju GOR Sidoarjo. (sumber foto: Antara news jatim)

NU  dilahirkan tepat 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926, di Surabaya Jawa Timur. Selama 1 Abad NU banyak memberi warna untuk Indonesia.

Pembentukan Nahdlatul Ulama (NU) tak bisa lepas dari peran sejumlah ulama yakni KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri. Kelahiran NU tidak tiba-tiba tapi melalui berbagai proses. Proses tersebut disebut sebagai proses lahir dan bathin.

Dilansir dari nu.or.id, setibanya di Tebuireng, santri As'ad (KHR As'ad Syamsul Arifin Situbondo) menyampaikan tasbih yang dikalungkan oleh dirinya dan mempersilakan KH Muhammad Hasyim Asy'ari untuk mengambilnya sendiri dari leher As'ad.

Bukan bermaksud As'ad tidak ingin mengambilkannya untuk Kiai Hasyim Asy'ari, melainkan As'ad tidak ingin menyentuh tasbih sebagai amanah dari KH Cholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asy'ari.

Sebab itu, tasbih tidak tersentuh sedikit pun oleh tangan As'ad selama berjalan kaki dari Bangkalan ke Tebuireng. Setelah tasbih diambil, Kiai Hasyim Asy'ari bertanya kepada As'ad: "Apakah ada pesan lain lagi dari Bangkalan?" Kontan As'ad hanya menjawab: "Ya Jabbar, Ya Qahhar", dua asmaul husna tarsebut diulang oleh As'ad hingga tiga kali sesuai pesan sang guru.

Setelah mendengar lantunan itu, Kiai Hasyim Asy'ari kemudian berkata, "Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam'iyyah". (Choirul Anam, 2010: 72)

Kelahiran NU memang unik dan bisa dikatakan tak sama dengan organisasi formal lainnya. Kelahiran NU adalah atas petunjuk Allah dan restu para kiai. Walaupun kalau dilihat tahun berdirinya yaitu 1926, kelahiran NU tentu saja juga merupakan jawaban atas berbagai permasalahan kebangsaan saat itu termasuk soal keagamaan di masyarakat.

Tak terasa NU sudah mencapai usia 100 tahun atau 1 abad NU. Waktu yang tentu tak sebentar bagi sebuah organisasi sosial kemasayarakatan untuk bertahan dan berkiprah banyak di masyarakat.

Seperti kata presiden Jokowi di acara  puncak 1 abad NU di Sidoarjo jawa Timur, NU telah memberikan warna yang luar biasa bagi Indonesia selama 1 abad ini, warna keislaman, kebangsaan hingga keberagaman untuk Indonesia. Seperti tercermin dalam perayaan 1 abad NU yaitu  "Mendigdayakan Nahdlatul Ulama, Menjemput Abad Kedua, Menuju Kebangkitan Baru"

Abad Kedua Kiprah NU dan Fikih Peradaban

Abad kedua NU tentu masih banyak yang harus dilakukan NU untuk Indonesia. Salah satu yang menarik adalah soal fiqih peradaban. Dalam sebuah podcast yang digawangi Dahlan Iskan, ketua umum NU, KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya berujar tentang fikih peradaban yang sedang digagas NU di abad keduanya ini. Mengapa fikih peradaban begitu penting?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline