Banyak perkantoran yang menerapkan WFO kembali. Padahal sudah banyak yang merasa sangat nyaman dengan WFH saja. WFH bukan hanya favorit anak muda saja, tapi segala usia.
Salah satunya tentu suami saya. Beliau tentu bukan anak muda lagi karena sudah 40 tahun ke atas. Bekerja work from home (wfh) sejak pandemi. Namun di awal 2023 sudah ada pengumuman akan bekerja kantoran lagi.
Mau nolak? Tentu tak mungkin. Kebijakan kantor tak mungkin dibantah-bantah. Namun kelamaan bekerja di rumah, tampaknya memang memunculkan "kemalasan" tersendiri untuk kembali baik kantor full.
Sudah kebayang ritme kerja seperti dulu. Berangkat pagi-pagi dan pulang harus menunggu kelar magrib dulu. Kenapa? Ya apalagi kalau bukan alasan kemacetan. Kalau pulang kerja tepat waktu, sudah bisa dipastikan terkena macet parah dan sholat magrib terlewat. Makanya biasanya dimundurkan dulu setelah waktu magrib baru pulang dari kantor. Tentu saja, sampai rumah sudah pasti hampir jam 9 malam.
Nah, pengumuman soal work from office (wfo) tentu saja sedikit meresahkannya. Tapi tiba-tiba dia punya "solusi". Solusinya adalah ngekost dekat kantor saja dan pulang akhir pekan saja.
Alasannya tentu menghindari kemacetan, kelelahan dan menghemat uang transportasi. Eh, tapi tunggu dulu, jangan-jangan memang hemat uang transportasi tetapi ternyata membengkak biaya kost dan biaya makan. Hehe. Wah sudah terbayang WFO mempengaruhi pendapatan lagi.
Tapi ternyata, WFO menimbulkan banyak semangat baru bagi para pekerja. Apa penyebabnya?
WFH vs WFO
Tentu saja, keuntungan bekerja dari rumah atau WFH sudah banyak yang kita ketahui dan sebagian dari kita mungkin sudah merasakan juga manfaatnya
Misalnya, seorang teman, merasakan "kesimbangan hidup" yang luar biasa dengan WFH. Dia merasa bekerja dengan baik dan sesuai target. Namun di sisi lainnya, dia sangat sempat mengerjakan hobinya yaitu nonton film. Bukan di bioskop tentu saja, tapi nonton berbagai film di rumah saja di sela-sela waktu kerjanya. Bahkan sekilas kelihatan nggak bekerja, karena di sela-sela waktunya santai nonton film saja.