Lihat ke Halaman Asli

Enny Ratnawati A.

TERVERIFIKASI

Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

7 Pertimbangan Penting Memilih Sekolah Berasrama buat Anak

Diperbarui: 2 Januari 2023   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi santri Pondok Pesantren Gontor, Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Gontor via Kompas.com

Berita miring soal sekolah berasrama, dalam hal ini pondok pesantren, memang sempat mengkhawatirkan banyak orang tua yang akan menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah berasrama.namun, bagi kami, pondok pesantren tetap salah satu pilihan terbaik bagi pendidikan anak-anak. 

Memasuki 2023, ada perasaan gembira sekaligus deg-degan. Tahun 2023 sekaligus tahun dimana, akhirnya anak-anak akan kembali melanjutkan pendidikannya. Anak kedua kami yang saat ini duduk di bangku sekolah menengah pertama rencananya akan melanjutkan ke pondok pesantren.

Soal melanjutkan ke pondok pesantren, ini sebenarnya bukan pengalaman pertama bagi kami. Tapi tetap saja, kami kembali melakukan berbagai eveluasi dalam pemilihan sekolah berasrama pondok pesantren. Apalagi ditengah banyaknya berita soal kasus-kasus di pondok seperti perundungan hingga pelecehan seksual, cukup mencemaskan juga.

Menyekolahkan anak di sekolah berasrama tentu banyak sekali nilai plusnya.Namun tantangannya juga tak sedikit.

Bagi anak pertama kami, 2023 ini merupakan tahun keenam anak kami di sebuah pondok pesantren modern di kawasan Tanggerang.

Tahun terakhir buat anak kami sebelum dia lanjut ke Perguruan Tinggi. Masih ingat sekali, bagaimana sekitar 7 tahun yang lalu, atau setahun sebelum anak kami masuk pondok, kami banyak sekali mengunjungi berbagai pondok pesantren baik sekitar lingkungan rumah sampai yang lokasinya jauh dari rumah, bahkan luar kota.

Plus Minus Sekolah Di Pondok Pesantren

Sekolah manapun pasti ada plus minusnya. Apa minusnya sekolah di pondok? Menurut pengalaman saya, minusnya hanya jauh dari orang tua saja. Kadang-kadang anak dan orang tua pasti ada rasa kangen. Kemudian komunikasi langsung hanya bisa dilakukan ketika libur atau penjengukan.

Selainnya ya biasanya melalui telepon yang tentu sangat terbatas. Tetapi, untuk anak saya, khususnya di kelas akhirnya, banyak menggunakan laptop dan internet ketika pembuatan tugas laporan akhirnya. Banyak digunakan anak saya untuk bercerita via email ke orang tua.

Minus lainnya, karena padatnya aktivitas, buat beberapa anak, sangat gampang sakit. Apalagi semacam anak saya yang dari sononya susah dan sangat pemilih sama makanan. Perlu adaptasi agak lama soal makanan pondok ini. Kami sering mengirimkan vitamin, namun karena tak ada pengawasan, anak kami, malas-malasan meminumnya.

Apa plusnya? Menurut saya, sangat banyak. Salah satu yang terpenting adalah anak menggunakan waktu remaja/masa mudanya dengan hal-hal yang baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline