Lihat ke Halaman Asli

Enny Ratnawati A.

TERVERIFIKASI

Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Setop, Perilaku Membandingkan Anak

Diperbarui: 3 April 2022   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi membandingkan anak (Sumber: shutterstock)

Jangan membanding-bandingkan anak. Baik dengan saudara kandungnya sendiri, saudara sepupunya atau malah anak tetangga. Anak punya potensi sendiri.

Suatu hari, saya keceplosan omongan dengan anak saya yang masih duduk di bangku SMP. Menceritakan soal anak teman kost semasa kuliah dulu yang juga masih SMP, tapi katanya sudah bisa mencari uang dengan berjualan online, hingga dapat hasil sampai belasan juta.

" Terus kenapa," kata anak saya malas-malasan.

"Ya, siapa tahu kamu juga tertrik mencari penghasilan walau masih SMP," ujar saya. Anak saya langsung berubah mukanya.

"Ya, mamah kenapa juga nggak jadi presiden," katanya menjawab lugu.

"Presiden? " Tanya saya. 

"Ya, presiden kan seumuran sama mamah. Harusnya mamah juga bisa dong jadi presiden," ujarnya senyum-senyum.

Saya langsung tertawa. Bukan karena saya tahu, saya nggak bakal jadi presiden, tapi karena faktanya umur saya juga jauh dengan umurnya pak presiden. Hehehe..

Tak Ada Guna Membandingkan Anak

Sebagai orang tua tentu saja kita, khususnya saya. Kadang-kadang kepikiran buat membandingkan anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline