Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Sahabat Reader
Salah satu daerah yang cukup banyak dikunjungi wisatawan adalah Lombok Timur. Lombok Timur menyuguhkan banyak destinasi wisata (penulis akan bahas secara rinci destinasi wisata pada artikel selanjutnya). Salah satu destinasi wisata yang penulis bahas kali ini adalah destinasi wisata yang ada di wilayah Utara Lombok Timur, tepatnya di Desa Sugian, Kecamatan Sambelia. Di Desa ini, ada sebuah makam seorang Waliyullah asal Makasar bernama Syeikh Isma'il Al-Batawi. Makam beliau dikenal dengan "Makam Keramat Sugian". Jika berkunjung ke sini, maka kita akan mendapatkan dua keuntungan. Bisa berwisata religi dan bisa pula menikmati panorama laut yang membiru.
Keberadaan makam ini menyuguhkan panorama yang eksotik, karena di sekelilingnya adalah lautan. Makam ini berada sekitar 20 meter dari bibir Pantai dan diapit oleh dua Muara Pantai. Di sekitar makam, terdapat hutan bakau dan beberapa pohon rindang dengan halaman yang luas. Disediakan pula beberapa berugak sebagai tempat beristirahat dan bersantai para peziarah makam atau pengunjung. Kemarin, tepatnya hari senin, 24 April 2023, penulis bersama keluarga, berziarah untuk pertama kalinya ke makam Syeikh Isma'il Al-Batawi. Alhamdulillah, penulis bertemu langsung dengan Mangku (Juru Kunci) makam yang biasa dipanggil Wak Her. Beliau adalah generasi ke sekian yang dipercaya menjaga makam sang Waliyullah. Wak Her bukan hanya tua karena usia, tapi beliau kaya akan ilmu, pengetahuan dan pengalaman, terutama tentang kelautan. Beliau adalah penyelam ulung dari Lombok. Beliau juga sudah dikirim ke Jepang dan bergaul dengan banyak tamu dari mancanegara, seperti Taiwan, Jepang, Jerman, Australia, Belanda dan negara-negara lainnya.
supaya tidak penasaran, simak video berikut :
SEJARAH MAKAM KERAMAT SUGIAN
Pada abad ke-19, sebuah perahu menyeberangi laut di sekitar desa Sugian. Perahu tersebut ditumpangi oleh Syekh Ismail Al-Batawi dari Makasar menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Beberapa awak kapal juga menemani Syekh Ismail dalam perahu. Saat melintasi laut desa Sugian, tiba-tiba cuaca tidak bagus, gelombang besar menerjang sehingga pemilik perahu memutuskan untuk berlabuh di pantai.
Perjalanan dari Makasar menuju Makkah membutuhkan waktu yang lama sehingga Syekh Ismail membawa bekal dan barang bawaan yang cukup banyak. Melihat barang bawaan dan harta benda yang dibawa Syekh Ismail sebagai bekal selama perjalanan, muncul keinginan pemilik perahu untuk merampasnya. Oleh karena itu, saat Syekh Ismail membakar pisang untuk beliau makan, si pemilik perahu menikam beliau dari belakang kemudian dia langsung pergi membawa semua barang dan harta rampasannya dan meninggalkan syekh Ismail sendiri di sana hingga akhirnya beliau wafat.
Konon, ceritanya setelah pemilik perahu membunuh Syekh Ismail, Allah menunjukkan karomah sang Wali yang ia zolimi. Perahu itu hancur dan pemilik perahu itu pun mati.