Lihat ke Halaman Asli

"Hobby" Sehat ala Saya...

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14091806701626286966

[caption id="attachment_321257" align="aligncenter" width="393" caption="pow-pre-school.blogspot.com"][/caption]

Meninggalnya Mas Vik (Taufik H. Mihardja, Pemimpin Redaksi Kompas.com), tentunya mengagetkan kita semua, terutama keluarga, rekan serta sahabat-sahabatnya. Saya yang hanya mengenal Mas Vik melalui tulisan-tulisannya juga terhenyak karena dalam usia produktif 52 thn telah pergi menghadap Tuhan secara tiba-tiba. Namun seperti kita tahu bahwa kita tidak bisa menolak kapan pun Tuhan telah memanggil kita.

Dulu saya punya bos yang ganteng, baru berusia 36 thn, dan sering berkunjung ke kantor-kantor cabang di mana pun juga, termasuk kantor cabang saya di Bandarlampung. Bos ini cukup ramah dan kalau berkunjung, suka mengajak makan seluruh staff. Selain itu, juga baik hati. Pernah suatu kali, dalam keadaan kepepet, saya mencairkan deposito saya, dan setelah beliau mengetahuinya, beliau menegur saya "kenapa nggak ngomong-ngomong, sayang kan kena penalti". Maksudnya mestinya saya pinjam uang saja ke beliau, daripada saya dikenakan penalti akibat mencairkan deposito tsb sebelum jatuh temponya.

Kira-kira dua tahun yl, kami semua dikejutkan atas meninggalnya seorang teman kantor, dan saat itu kebetulan lagi bulan puasa. Teman tsb baru pulang dari tugasnya di lapangan di Kalimantan, dan menginap di mess perusahaan. Saat dibangunkan untuk sahur, beliau tidak bangun-bangun, sampai akhirnya pintu didobrak, dan beliau sudah meninggal tanpa ada yang mendampingi, dalam usia produktif sekitar 45 thn.

Saya cukup dekat dengan beliau karena kami satu kampung, sehingga kalau berbicara pakai bahasa ngapak-ngapak Banyumasan.

Memang kalau kejadian meninggal mendadak itu disebut takdir, kita tidak bisa mengelak, namun tentunya kita bisa berusaha untuk mencegahnya semaksimal mungkin.

Saya dilahirkan dari Ibu yang meninggal karena stroke akibat dari penyakit diabetesnya, dan dari Ayah juga stroke karena darah tinggi yang diderita sejak muda. Jadi, kami anak-anaknya mendapatkan warisan penyakit stroke. Kedua adik laki-laki saya juga menderita diabetes sejak beberapa tahun terakhir ini.

Dengan "warisan" penyakit tersebut, sejak berbelas tahun yl, saya mencoba mempunyai "hobby" baru, yaitu hobby agar menjadi sehat, yang ingin saya bagikan untuk Anda dan semoga bermanfaat.

1.. Berolahraga teratur, 3 - 4x / seminggu,  30 s/d 60 menit lamanya. Sering kita menganggap diri tidak punya waktu, terutama yang tinggal dan bekerja  di kota besar seperti  Jakarta. Saya pun demikian, karena dulu saya harus berangkat dari rumah sekitar jam 6.00 pagi, dan sampai rumah lagi sekitar jam 19.00.

Jadi, kapan saya punya waktu untuk olahraga ? Saya bangun pagi sekali, dan jalan-jalan di sekitar kompleks rumah sekitar 30 menit lamanya.. Hawa segar membuat saya makin bersemangat untuk menggerakkan tubuh.

2.. Diet gula dan minyak.. Kebetulan saya tidak begitu suka makanan yang manis, seperti es krim, coklat, kue-kue, dll, namun saya suka yang asin dan digoreng, yang tentunya kurang menyehatkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline