Lihat ke Halaman Asli

Di Bandara Manila, Saya Pernah Salah Mengambil Koper Penumpang Lain

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suatu hari saya membeli koper baru di Manila, hal ini karena impulse buying saja, melihat, suka, membeli tanpa rencana (sebaiknya dihindari  karena menjadi konsumtif). Koper tersebut berwarna coklat muda ketua-ketuan, dan saya menghindari membeli warna gelap seperti hitam karena banyak koper berwarna seperti itu.

Koper tersebut saya gunakan saat kesempatan cuti dan semua koper saya, saya beri gantungan pita warna-warni untuk membedakan dari yang lain. Saat tiba di bandara Soeta, saya bisa menemukan koper saya dengan baik, namun  di bandara Manila, saya mengalami "musibah"..

Biasanya dari Jakarta,  saya mengambil penerbangan pagi, kemudian transit di Singapore sekalian cuci mata di bandara Changi yang mewah, dan sampai di Manila sekitar jam 17.30. Lelah pastinya karena penerbangan dari Jakarta biasanya sekitar jam 9.00 an, dan tentunya saya harus bangun pagi-pagi. Di bandara Soeta, penumpang yang baru tiba dengan mudah bisa mencari bantuan porter yang biasanya sudah antri berikut trolley  tidak jauh dari loket imigrasi.

Berbeda dengan di Terminal 1 bandara Manila. Begitu keluar dari imigrasi,  tidak terlihat tenaga porter seperti di Soeta. Namun ada beberapa petugas resmi bandara  yang dengan senang hati membantu mengambilkan koper dari ban berjalan… Biasanya saya meminta bantuan mereka dan saya memberikan tip ala kadarnya. Sesudah itu, saya membawa sendiri koper-koper tersebut ke luar dari bandara.

Sesudah mengambil semua koper dan sampai di condo saya, si Mbak  membantu saya membenahi koper-koper saya, namun dia berkomentar “Mam, sepertinya ini koq kopernya beda dengan saat waktu berangkat”>.. Saya yang lelah karena macet dari bandara ke condo dan juga mengantuk, segera melihat ke koper tersebut, dan saya jawab “akh, siapa bilang, sama”.. Kunci koper saya serahkan ke si Mbak dan si Mbak berhasil membukanya. Dalam hati saya berpikir, kan benar, itu koper saya.

Kemudian saya buka kopernya…. Lho koq isinya bukan barang saya, malah saya kaget karena di dalamnya ada kurma. Saya panggil si Mbak “kamu benar, ini bukan koper saya”… Akhirnya saya minta dia menelpon ke airport, dan berhasil berbicara kepada petugas jaga di sana. Si petugas menjelaskan bahwa tadi nama saya di paging, karena ada complain dari salah satu penumpang yang kehilangan kopernya, dan sebaliknya koper saya tertinggal di bandara.

Si petugas menyarankan saya segera datang ke bandara keesokan harinya menemui  bagian Lost & Found.. Prosedur yang cukup rumit, karena saya harus masuk ke bandara lewat jalur yang tidak biasa.

Di counter Lost & Found, saya melihat seorang lelaki datang dengan muka cemberut… Aduh takutnya saya, karena menurut saya, dialah pemilik koper tersebut, dan pasti akan marah ke saya. Sayalah yang membuatnya repot karena dia harus kembali ke bandara mengurus kopernya yang hilang tersebut. Ya kalau dia memang tujuannya hanya ke Manila, bagaimana kalau harus ke daerah lain, bahkan menyeberang pulau?

Begitu saya mengembalikan koper yang salah tersebut dan mengambil koper saya, saya segera kabur, takut dimarahi oleh si Mas tersebut, walau pun saya tidak tahu apakah dia memang pemilik koper tersebut.

Sejak saat itu, saya selalu “merekam” koper saya dalam ingatan saya, serta memberikan tag warna warni yang lebih banyak beserta tulisan EEE… jadi kalau nemu yang mirip, namun tidak ada EEE-nya, pasti bukan milik saya. Selain itu, di terminal keberangkatan luar negeri bandara Soeta, kalau mesinnya lagi bener (karena lebih sering ngadatnya), saya minta porter untuk mengikat koper saya dengan penguat warna kuning GRATIS, agar saya tidak salah ambil atau koper saya diambil penumpang lain …

Catatan :

Saya heran kenapa kunci gembok koper saya bisa untuk membuka gembok koper yang punya orang lain tersebut ? Jangan-jangan banyak gembok yang mirip bentuknya, namun kuncinya sama. Hati-hati kalau gitu…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline