Lihat ke Halaman Asli

Suatu Hari dengan Om Bob Sadino...

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14218089421081693309

[caption id="attachment_392226" align="aligncenter" width="544" caption="Bob Sadino (KONTAN/Daniel Prabowo)"][/caption]

Kepergian Bob Sadino mengingatkan saya akan pertemuan kira-kira 25 tahun yang lalu, saat saya masih menjadi mahasiswi program lanjutan bisnis manajemen di Jakarta. Sebagai mahasiswi, kami diwajibkan membaca banyak artikel perusahaan dengan kasus-kasus tertentu. Salah satu artikel yang menarik adalah tentang perusahaan Bob Sadino. Saya tidak ingat persis perusahaan yang mana, namun dengan penuh percaya diri, kelompok kami yang terdiri dari empat anggota, berinisiatif untuk bertemu langsung dengan beliau.

Tanpa disangka, beliau menyambut baik niat kami dan kami berempat diterima langsung oleh beliau. Kesan pertama saat bertemu, adalah beliau sangat ramah, rendah hati, tidak sombong, tidak sok, dan sangat menghormati kami-kami yang saat itu masih sangat junior jauh dibandingkan beliau.

Banyak hal yang kami bicarakan dalam suasana santai, namun ada 2 hal yang masih sangat ingat dengan jelas, yaitu:

1.. Pendelegasian wewenang

Kami menanyakan kepada beliau, bagaimana beliau mengatur waktu antara perusahaan dan kehidupan pribadinya. Dalam pengamatan kami, beliau bisa tetap santai walaupun memiliki beban tanggung jawab besar dengan perusahaannya. Kalau tidak salah, beliau memberikan wewenang yang besar kepada salah seorang timnya, seorang wanita yang dipercaya untuk menangani perusahaannya.

Kami bertanya bukankah sebagai pemilik perusahaan, beliau harus mengontrol dan bukan hanya mendelegasikannya begitu saja dan bersantai-santai? Jawabnya, adalah bahwa beliau menyadari tentang hal tersebut, namun menurut beliau, kalaupun ada kecurangan, misalnya total kecurangan Rp 100-, namun margin keuntungannya masih lebih besar daripada nilai kecurangan tersebut. Dengan sistem kontrol seperti itu, beliau bisa santai melakukan hobi dan menjalankan kehidupan pribadinya.

Menurut beliau pula, kalaupun beliau terjun langsung 100%, tidak menjamin tidak ada kecurangan. Ternyata terbukti beliau bisa tetap survive dengan usaha dan kehidupan pribadinya, dengan sistem pengontrolan yang dijalankan dan diyakininya.

2.  Entrepreneur dan Intrapreneur

Kali pertama saya mendengar kata “Intrapreneur” adalah dari beliau. Saat itu, beliau berkata “kalian adalah para intrapreneur dan saya entrepreneur”.

Yang dimaksud adalah bahwa beliau wirausahawan/pemilik usaha, yang dijalankan bersama dengan “intrapreneur” atau profesional yang berdedikasi dan memiliki tanggung jawab seperti layaknya si pemilik perusahaan.

Menurut beliau, antara keduanya adalah pilihan yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Suatu nasehat yang tetap saya ingat sampai sekarang.

Selamat jalan Oom Bob, Anda telah menginspirasi banyak orang, terutama yang merasa dirinya goblok seperti saya….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline