Lihat ke Halaman Asli

Belajar Finansial Sejak Dini

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul di atas saya kutip dari judul di Harian Kompas tertanggal 24 Februari 2015, yang intinya tentang buku berjudul “Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan Tingkat SMP”. Saat meluncurkan buku tersebut di SMP Labschool, Jakarta Selatan, Ketua Dewan Otoritas dan Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, mengatakan bahwa “Sekarang murid seharusnya tidak hanya melek huruf, tetap melek finansial (keuangan)”..

Buku tersebut mencakup materi perbankan, asuransi, pembiayaan, pasar modal, dana pensiun, dan pegadaian. Walau pun saya tidak tahu detail materi buku tersebut, namun saya gembira atas perhatian  pemerintah  untuk memberikan pengetahuan keuangan kepada murid-murid setingkat SMP.

Tidak bisa dipungkiri bahwa hidup tidak bisa dipisahkan dari uang, karena tidak ada hidup yang tidak membutuhkan uang. “Money is not everything, but everything needs money”.

Oleh karena uang diperlukan oleh setiap manusia, maka manusia perlu dibekali pengetahuan agar bisa mengelolanya dengan baik dan bermanfaat. Kata Muliaman lagi “Pengetahuan itu penting agar murid dapat mengambil keputusan tepat untuk masa depannya”.

Saya mencoba menebak sebagian dari isi buku tersebut, dan manfaatnya kelak bagi para murid :

1.. Perbankan – produk dasar perbankan : tabungan, deposito dan kredit. Murid akan mendapatkan gambaran tentang perbedaan tabungan dan deposito, dan bagaimana perbankan mengelola kredit yang produktif serta pengembalian yang lancar dari dana masyarakat tersebut. Dari hal  ini, murid bisa tahu bagaimana mendapatkan kredit dari bank dan bagaimana mengelola dana tersebut dengan baik dan benar, dan bukan untuk dihambur-hamburkan, karena kredit tersebut harus dibayarkan kembali ke bank, pokok dan bunganya.

2..Asuransi – mencakup asuransi umum (kendaraan/gedung/asset lainnya) dan jiwa (kematian), asuransi  + investasi seperti unit link, serta produk-produk lainnya yang sangat bervariasi tergantung dari perusahaannya. Asuransi merujuk pada segala sesuatu yang bersifat perlindungan, baik terhadap asset mau pun jiwa / kesehatan / masa depan/ dll, dengan membayar sejumlah premi secara rutin. Oleh karena itu, pengetahuan tentang asuransi ini perlu diperkenalkan kepada murid-murid, sehingga murid akan merasa aman, saat mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan perlindungan  asset serta jiwa/kesehatan/masa depannya.

3..Pembiayaanlembaga keuangan non-bank, yang bertujuan untuk memberikan kredit kepada perseorangan mau pun perusahaan. Jadi selain bank, ada lembaga lain yang bisa membantu saat memerlukan kredit.

4..Pasar Modal— pengetahuan tentang produk-produk pasar modal serta manfaatnya,seperti saham/obligasi/pasar uang, dengan berbagai risiko yang mungkin harus ditanggungnya, sehingga murid bisa mengetahui produk lain selain produk tabungan atau investasi konvensional seperti emas, tanah, bangunan, dll.

5.. Dana pensiun—Pengetahuan tentang pensiun ini bermanfaat karena memberikan rasa aman ketika seseorang tidak produktif lagi, yaitu saat masa pensiun tiba. Dana pensiun ini diperoleh dari iuran rutin si karyawan saat masih produktif bekerja  dan dana tersebut dikelola oleh suatu badan hukum resmi yang bonafid, sebab kalau tidak, dana masyarakat yang jumlahnya besar tersebut bisa diselewengkan atau dikelola secara tidak benar oleh lembaga tersebut.

6..Pegadaian—merupakan lembaga keuangan non-bank dan sudah dikenal lama di Indonesia, bahkan di desa-desa. Pegadaian bisa memberikan pinjaman dengan jaminan barang bergerak seperti emas, kendaraan, dll, dan si penerima kredit memberikan kuasa kepada pegadaian untuk melelang barang tersebut, apabila si penerima kredit tidak bisa melunasi kreditnya.

Dengan bekal pengetahuan finansial tersebut, diharapkan murid akan mengetahui produk-produk finansial serta bagaimana memanfaatkannya untuk menjamin kehidupannya kelak. Adalah lebih baikdi samping pengetahuan di atas yang mungkin masih terlalu teoritis, dibarengi pula dengan praktek. Praktek ini hendaknya didampingi oleh guru atau pun orangtua mereka, misalnya dengan melakukan hal-hal sederhana di bawah ini :

1..berwiraswasta kecil-kecilan, dan dari hasil usahanya tersebut, si anak dibimbing untuk bisa menabung dan melipatgandakan modalnya.. Kalau pun belum berhasil, bisa ditunjukkan sisi kegagalannya.

Pernah saya membaca kisah salah seorang konglomerat Indonesia, yang waktu kecilnya, diminta oleh orangtuanya untuk beternak ayam, dan pengalaman tersebut sangat membantu dia memahami perihal cara mengelola bisnisnya kelak.

2..membuat laporan keuangan sederhana, untuk mencacat semua transaksi keuangannya, bahkan bisa diterapkan saat dia harus mengelola uang pribadi / jajannya. Hal ini diterapkan oleh orangtua bos saya, saat beliau sekolah di luar kota, dan orangtuanya mengharuskan dia membuat laporan pengeluaran serta harus mempertanggung jawabkan semua pengeluaran tersebut.

3..mengajak anak ke bank atau lembaga keuangan lainnya sehingga anak mengetahui transaksi-transaksi secara nyata, misalnya kalau di bank, bagaimana cara menyetor/menarik uang, dsb.

4..mengarahkan anak agar menggunakan uang sesuai kebutuhan, bukan keinginannya, dengan demikian mereka tahu bagaimana harus berhemat..

Semoga dengan pengetahuan teori dan praktek yang sederhana di atas, murid-murid bisa benar-benar menerapkannya bagi kehidupannya kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline