Lihat ke Halaman Asli

Erni Pakpahan

TERVERIFIKASI

Wanita dan Karyawan Swasta

Istilah Ramah Lingkungan yang Hanya (Bukan) Sekedar Gimmick Belaka

Diperbarui: 2 Agustus 2023   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

News.unair.ac.id

Terlalu banyak pemakaian kata ramah lingkungan pada suatu benda atau hal lainnya tak dapat dipungkiri istilah ramah lingkungan seakan menjadi sekedar gimmick. Apalagi peningkatan penggunaan istilah tentang ramah lingkungan, green, sustainability menjadi trend saat ini. Tak ayal banyak yang menggunakan istilah ini terutama untuk tujuan promosi atau marketing saja.

Padahal belum tentu apa yang dijual dan dipromosikan sesuai dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Itulah kenapa dosa-dosa tentang green mudah saja didefinisikan. Dosa tersembunyi (sin of the trade-off), tidak ada bukti (sin of no proof), ketidakjelasan, tidak relevan (sin of irrelevance) , kurang dari dua kejahatan (sin of Lessert of two evils) , berbohong, menyembah label palsu (sin of worship inh false labels), sin of dubbing, sin of vagueness.

Istilah ini muncul akibat ramah lingkungan menjadi istilah pasaran yang tidak berdasar. Asal warnanya hijau, anggap sajalah ramah lingkungan. Asal ada pohon atau tanaman sudah itu juga pun bisa disebut ramah lingkungan, asal kemasannya mudah terurai atau terbuat dari pohon sudah pastilah ramah lingkungan. Padahal belum tentu. Ramah lingkungan kelihatan menjadi cetek, dangkal dan seolah hanya gimmick.

Hal tersebut menjadi penyebab kita abai dan malah mempercayai bahwa gaya ramah lingkungan atau berkelanjutan adalah suatu gimmick belaka. Padahal ini sangat berbeda. Dan ramah lingkungan itu bukan sekedar istilah yang membuat sesuatu lebih keren saja.

Ramah lingkungan berarti ketika berusaha hidup seimbang dengan lingkungan atau kita tidak mengorbankan masa depan anak cucu demi kepuasan kita saat ini. Secara sederhana, dalam kehidupan keseharian, ramah lingkungan yaitu hidup seimbang dengan alam, hidup secukupnya, atau hidup sesuai kebutuhan.

Sesederhana apa yang bisa kita temukan dalam keseharian. Tentulah berbeda rasanya tinggal di rumah yang sejuk karena berventilasi baik yang membuat sirkulasi udara bisa mengalir berganti dibandingkan dengan rumah yang tidak punya ventilasi yang memadai atau tidak sesuai standar- lepas dari kemampuan financial seseorang mendirikan rumah yang proper, ya.

Tentulah berbeda rasanya tinggal di rumah yang mendapat pencahayaan alami dibandingkan rumah yang sama sekali tidak mendapat pencahayaan alami melainkan hanya mengandalkan pencahayaan buatan selama 24 jam. Huh, betapa berbeda rasanya berada di ruangan yang menggunakan pencahayaan alami dibandingkan pakai lampu saja, kan?

Tentulah berbeda tinggal di rumah yang rutin dibersihkan dan di buang sampahnya dibandingkan dengan rumah yang jarang dibersihkan dan dibiarkan sampahnya busuk dulu hingga dikerumuni kecoak, tikur dan lalat hijau. Tentulah lebih sejahtera rumah rumah yang memiliki pekarangan dan ditanami tanaman dibandingkan rumah yang sama sekali tak berpekarangan.

Tentulah berbeda manfaat yang didapatkan oleh tubuh dari makanan yang dikelola sedemikian rupa tanpa pengawet berlebih bila dibandingkan dengan makanan berpengawet yang berbahaya bagi tubuh. Sudah bukan hal lumrah ada saja oknum yang masih menggunakan pengawet yang telah dilarang pada makanan.

Demikian juga makanan yang diolah dengan pengawet atau pewarna dan tambahan aditif yang tidak melebihi batas maksimum dibandingkan dengan makanan yang bahan aditif seperti pewarna, pengawet, pemanis yang berbahaya dan bahkan melebihi batas maksimum yang diijinkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline