Saya peserta BPJS namun sebelumnya tidak pernah menggunakan BPJS. BPJS yang saya gunakan diurus oleh tempat saya bekerja.
Selama ini, saya hanya mendengar cerita tentang pengalaman menggunakan BPJS. Ada banyak cerita tentang menggunakan BPJS yang saya dengar baik positif ataupun sebaliknya.
Salah satu cerita positif tentang BPJS, yaitu saat teman saya operasi polip menggunakan BPJS. Dia merasa sangat tertolong dengan adanya BPJS.
Sampai suatu saat saya mengalami masalah di mata saya. Ada benjolan di mata sebelah kanan saya. Jika saya lama-lama menatap layar maka mata itu akan memerah dan terasa gatal atau perih.
Jadilah saya mencari-cari informasi tentang cara menggunakan BPJS. Sesuai informasi yang saya peroleh, sebelum mendatangi rumah sakit (RS) maka saya terlebih dahulu ke faskes tingkat I.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi mata saya. Dari faskes tersebutlah nanti saya akan ketahui apakah cukup periksa di faskes tingkat I atau harus merujuk ke RS.
Kecuali dalam keadaan darurat barulah saya boleh langsung menuju RS tanpa harus mendapat rujukan dari faskes terlebih dahulu.
Masih berbekal informasi tersebut, saya mendatangi faskes tingkat I dengan membawa kartu BPJS, fotokopy KTP, dan kartu KK.
Saya pun langsung menuju resepsionis. Tetapi di sana, yang diminta ialah kartu BPJS dan KTP (seingat saya).
Lalu saya diminta menunggu di depan salah satu ruangan. Ruangan tempat faskes yang saya datangi terlihat bersih dan nyaman.
Di sana ada dua orang petugas yang memanggil nama dan memeriksa tensi dan mengukur berat badan.