Lihat ke Halaman Asli

Erni Pakpahan

TERVERIFIKASI

Wanita dan Karyawan Swasta

Setop "Catcalling", Hanya Pengecut yang Beraninya Saat Ramai-Ramai!

Diperbarui: 18 Juni 2021   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Saya lupa kapan terakhir mendengar catcalling di jalan yang saya sering lewati. Kalau tidak salah bisa dikatakan dalam dua tahun belakangan. Mungkin mereka lelah setiap wanita yang mereka suit-suitin tidak menanggapi catcalling mereka atau mungkin mereka sudah tidak disitu lagi atau ada sesuatu hal yang membuat mereka jera.

Atau mereka sadar bahwa itu merupakan pelanggaran yang tidak pantas dilakukan alias pelecehan seksual. Mungkin mereka sudah mendapat edukasi tentang perlindungan anak dan perempuan. Terutama mengetahui bahwa catcalling merupakan pelecehan seksual.

Jalanan itu memang tergolong sepi dan teduh. Apalagi untuk kami yang kerap jalan kaki menuju jalan raya. Disana, sekelompok laki-laki suka duduk-duduk, berteduh atau menunggu penumpang.

Kali pertama saya mendengar catcalling alias suit-suitan dari antara mereka, saya cuekin saja. Sampai kemudian itu terjadi beberapa kali. Jadi, setiap melewati jalanan itu, jika ada sekelompok pria sedang ngumpul disana, saya pun langsung kecut.

Kenapalah ada manusia-manusia ini ada disitu. Terpaksa, saya melanjutkan perjalanan saya yang hampir diujung jalan. Saat melewati mereka rasanya jarak jalan bertambah jadi tiga kali lipat. Saya lewat... terdengarlah suit-suitan kosong itu.

Suka sedih sekaligus geram kalau ada laki-laki tak dikenal suit-suitin alias melakukan catcalling saat melewati jalan. Orang kek gini emang kurang kerjaan sekali! Padahal, tidak juga menoleh cari perhatian mereka. Hanya jalan biasa. Pakaian juga tidak aneh-aneh, ada saja catcalling.

Beberapa kali crosscheck tentang pakaian yang saya kenakan dan gaya berjalan saya, rasanya biasa saja. Pakaian yang saya kenakan juga hanyalah mode pakaian kerja. Baju berkerah atau berkurung di bawah leher dengan celana panjang.

Biasanya pakain saya kemeja lengan panjang atau baju kurung dengan menutupi lengan beberapa sentimer dari siku. Baju yang saya padukan dengan jeans dan itu tidak transparan dan tidak ketat. Engga juga menggunakan pakaian yang jreng atau menarik perhatian. Ya engga mungkinlah karna pakaian kek gini aja. Elus dada dah. Cuma jalan gitu doang.

Menurut saya, mereka yang duduk-duduk di situ seharusnya tidak melakukan hal seperti itu. Jalanan itu merupakan jalan umum. Mereka tidak berhak mengganggu saya dan siapapun.

Dalam hati kadang bertanya, apa mereka tidak tahu kalau catcalling itu pelecehan seksual. Lagian, kalau mereka tidak tahu, apa gunanya melakukan hal seperti itu.

Sedihnya itu, mereka adalah laki-laki dewasa. Bukankah seharusnya mereka tidak mengganggu kenyamanan orang lain?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline