"Ting" kami keluar dari lift menuju lobi. Hari itu kami baru selesai rapat kecil.
Masih di depan pintu lift pembicaraan receh tetap lanjut, sembari menunggu kendaraan online yang akan dipesan kami mengambil posisi salah satu meja kosong yang merupakan area restoran.
Seorang di antara kami menanyakan posisi kendaraan yang kami pesan. Seorang lagi mengomentari rasa kopi di kafe yang disediakan pemilik bangunan di bagian depan.
Lalu saya tersadar, "Eh, itu kayaknya mereka sedang wawancara bukan?" tanya saya melihat satu meja dengan seorang pria berumur berhadapan dengan wanita muda yang duduk di salah satu meja di ruangan itu.
Kelihatannya mereka sedang melakukan wawancara. Berbeda dengan sebuah meja yang terisi yang kelihatannya hanya pengunjung.
"Iya, itu lagi wawancara." Sahut teman saya dengan suara kecil.
Kami tidak tahu apakah mereka itu wawancara atau tidak tetapi kami sangat yakin mereka sedang wawancara. Suara berisik kami pun berubah lebih pelan.
Pengalaman wawancara (online) di tempat umum
Wawancara tersebut mengingatkan saya dengan wawancara online yang pernah saya ikuti. Wawancara ini berlangsung di salah satu kafe yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Kafe ini merupakan pilihan terakhir dari tiga tempat yang masuk dalam daftar saya.
Pemilihan tempat umum sebagai tempat wawancara bermula ketika tempat pertama yang sebelumnya sudah oke membatalkan lokasi malam sebelum hari-H dengan beberapa alasan. Sebuah kafe yang belum buka pada saat jadwal wawancara saya waktu itu.
Tempat kedua bersedia memberikan tempat tetapi barista baru ada di tempat beberapa menit sebelum waktu wawancara.
Walaupun dia berjanji datang tepat waktu tetapi saya merasa tidak ingin mengorbankan waktu wawancara hanya karena nantinya tanpa disengaja barista kafe belum datang karena bangun kesiangan atau alasan lain.