Lihat ke Halaman Asli

Erni Pakpahan

TERVERIFIKASI

Wanita dan Karyawan Swasta

Warga Jakarta Yuk Naik Angkot KWK Berstiker, Bayarnya Cuma Pakai Kartu!

Diperbarui: 3 Agustus 2017   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Saya pernah melihat sebuah iklan persuasi di salah satu halte busway rute Harmoni-Blok M. Iklan perbandingan jumlah emisi karbondioksida menggunakan kendaran pribadi dan angkutan umum. Sekaligus ajakan halus supaya masyarakat lebih memilih naik angkutan umum mengingat emisinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

Sembari menunggu kedatangan Transjakarta, saya berpikir-pikir memperdebatkan ajakan ideal itu. Naik angkutan umum memang lebih baik sebab dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Itulah mengapa jika masih terjangkau jarak dan waktu, saya dan banyak orang lebih memilih angkutan umum.

Namun, dalam waktu terakhir, akhirnya saya memutuskan naik kendaraan roda dua berangkat kerja. Beberapa minggu terakhir rasanya "kesal" naik angkot!

Waktu itu sering terjadi macet-macetnya di rute Petukangan-Lebak Bulus, terutama di jalan Veteran Raya, Deplu, hingga Lebak Bulus. Bagi saya, macet alasan terbawah. Jakarta bukan tempat yang tepat menangisi kemacetan saat ini---pembangunan jalur transportasi sedang giat-giatnya.

Keluar dari angkutan umum seakan habis bergulat. Dari panas, ngetem, hingga bau ketek. Belum lagi ada pencopet menyusup pura-pura jadi penumpang. Malah saya ternyata sempat bicara dengan pencopet. Sadar setelah ditanyai sopir apakah ada barang yang hilang. Hal yang paling membuat takut ialah preman mengamen bertato banyak, lidah pakai anting, plus untaian lagu mengancam. Beugh!

dokumentasi pribadi

Hingga suatu saat, seorang penumpang yang kerap bertemu diangkot menanyakan apa saya sudah pakai kartu KWK. Pertanyaan serupa dari penumpang lain dikemudian hari, "Emang KTP non-Jakarta bisa?"

Mengetahui berita gembira ini, saya pun iklan di halte Transjakarta waktu itu terlintas di pikiran. Saluttt... Ternyata tidak sekedar iklan. Setelah memperbaiki "tingkah" metro mini dari sisi pelayanan kini merambah melakukan integrasi transjakarta dan angkot di beberapa rute wilayah Jakarta.

Angkot integrasi Transjakarta untuk Jaksel adalah rute Lebak Bulus-Petukangan. Angkot berwarna merah (S14) berstiker KWK. Jalur Petukangan hingga Lebak Bulus, angkot merah ini akan melewati jalan Veteran Raya-Deplu-jalan Ciputat (Pondok Pinang). Singgah di Veteran, pas sekali melewati pintu keluar masuk bus Tangerang-Jakarta.

Sepanjang jalan tersebut rute ini juga akan melewati halte busway Lebak Bulus, Pondok Pinang, halte feeder Lebak Bulus. Angkot rute Pondok Labu-Pasar Kebayoran Lama melewati lokasi ini juga.

Dengan membeli kartu KWK di beberapa halte busway terdaftar seharga Rp 15.000, kartu ini dapat dipakai selama satu bulan khusus angkot berstiker KWK. Kartu berlaku mulai pukul 05.00-09.00 WIB dan pukul 16.00-20.00 WIB serta setiap orang dapat menggunakan kartu KWK. Menurut Bapak Turasman A. S., salah satu supir angkot berstiker KWK S14, untuk angkot S14 rute Lebak Bulus-Petukangan, ada 40 (empat puluh) yang berstiker dari 50 (lima puluh) jatah yang diberikan. Sementara seluruh angkot ada 100 (seratus).

Masa percobaan dilakukan sejak April hingga Juni. Ada 10 rute KWK yang sudah terintegrasi dengan bus Transjakarta yaitu Tanjung Priuk-Balakturi, Kelapa Gading-Terminal Rawamangun, Semper-Tipar Cakung, Pulogadung-Pejuang Jaya, Rawamangun-Klender, Terminal Cililitan-Condet, Cililitan Munjul, Pondok Labu-Pasar Kebayoran Lama, Lebak Bulus-Petukangan, dan Rawa Buaya-Grogol, disini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline