Lihat ke Halaman Asli

Standar Allah Adalah Kasih

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pikirkanlah kejadian-kejadian ini:

- Matahari selalu bersinar setiap pagi

- Kita bernafas sepanjang hari

Lalu di manakah Allah?

Daud melukiskan betapa baiknya Allah itu dengan sebuah perkataan: Apakah (itu) manusia? Sehingga Engkau (selalu) mengingatnya? Apakah (itu) anak manusia, sehingga Engkau (selalu) mengindahkannya? (Mazmur 8:4)

Ayub melukiskan betapa baiknya Allah itu dengan perkataan: Apakah gerangan manusia? Sehingga dia Engkau anggap agung, dan Engkau perhatikan. (Ayub 7:17)

Itulah kita manusia. Hampir setiap kali tidak melihat keberadaan Allah dalam hidup.

Allah dipandang apabila kita jatuh dalam masalah. Allah dianggap sebagai satu-satunya jalan dan jawaban.

Allah diingat hanya apabila kita mendapatkan anugerah. Hadiah. Atau kejadian yang menguntungkan kita semata.

Padahal:

- Allah-lah yang telah membuat matahari bersinar dan beredar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline