BANGKALAN- Perahu indah yang terpajang di pinggir jalan desa Telaga Biru, bukan hanya sekedar hiasan biasa, melainkan salah satu peninggalan dari Waliyullah Syaikhona Moh. Kholil. Perahu tersebut diberi nama Sarimuna.
Perahu Sarimuna berada di desa Telaga Biru, Tanjung Bumi, sekitar 1 jam perjalanan dari kota Bangkalan. Perahu yang sudah ada sejak abad ke-18 dan diperkirakan perahu tersebut sudah mencapai 125 tahun, kondisinya hingga saat ini terbilang sangat bagus.
Jurukunci Perahu Sarimuna, Muafa mengatakan, Nama Sarimuna tersebut, dahulu Mbah Kholil mengambil dari nama istrinya yang berada di desa Telaga Biru.
"Nama Sarimuna tersebut Syaikhona Kholil mengambil nama dari istrinya yaitu Nyai Hj. Aminah yang berasal dari desa Telaga Biru", ujarnya, Sabtu (28/1).
Salah satu kisah unik pada perahu Sarimuna tersebut, dahulu ketika perahu itu mau diturunkan ke laut oleh ratusan warga, anehnya perahu Sarimuna tidak bergeser sedikitpun.
"Perahu tersebut dahulu pernah mau diturunkan ke laut oleh sekitar 300 orang tetapi perahu Sarimuna tidak bergeser sedikitpun, ketika Syaikhona Kholil datang dan beliau mendorong menggunakan tongkatnya barulah perahu itu bisa bergeser ke laut", pungkasnya.
Perahu Sarimuna terus dirawat dengan baik oleh masyarakat desa Telaga Biru, hingga saat ini perahu Sarimuna menjadi icon dari desa tersebut dan menjadi salah satu destinasi wisata religi yang wajib di kunjungi di Bangkalan. (RED)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H