Lihat ke Halaman Asli

Enjel ibrahim romadona

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

Hari Kesaktian Pancasila: Menelusuri Jejak Sejarah, Merajut Masa Depan

Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan momen penting untuk merefleksikan perjalanan bangsa dan meneguhkan komitmen pada ideologi negara. Di tahun 2024 ini, tema yang diangkat adalah "Pancasila: Dari Masa Lalu untuk Masa Depan", mengajak kita untuk melihat kembali akar sejarah Pancasila dan relevansinya di era kontemporer.

Pancasila, sebagai dasar negara, lahir dari proses panjang pergulatan pemikiran para pendiri bangsa. Dirumuskan di tengah gejolak menjelang kemerdekaan, Pancasila menjadi titik temu berbagai aliran pemikiran yang ada saat itu. Lima sila yang dirumuskan merangkum nilai-nilai luhur yang telah hidup dalam masyarakat Nusantara selama berabad-abad.

Peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965 menjadi salah satu ujian terberat bagi Pancasila. Upaya kudeta yang gagal tersebut menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya menjaga keutuhan ideologi negara. Sejak saat itulah, tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, menandai kemenangan Pancasila atas ancaman yang hendak menggoyahkannya.

Memasuki abad ke-21, Pancasila menghadapi tantangan baru. Arus globalisasi dan revolusi digital membawa perubahan drastis dalam tatanan sosial, ekonomi, dan politik. Di tengah derasnya informasi dan ide yang mengalir tanpa batas, bagaimana Pancasila tetap relevan?

Jawabannya terletak pada fleksibilitas dan universalitas nilai-nilai Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan toleransi beragama di tengah dunia yang semakin plural. Kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi landasan etis dalam interaksi global. Persatuan Indonesia mengingatkan pentingnya kesatuan dalam keberagaman di era yang cenderung terpolarisasi.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan menjadi panduan dalam membangun demokrasi digital yang sehat. Sementara keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi kompas dalam menghadapi kesenjangan ekonomi di era ekonomi digital.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2024 diwarnai dengan berbagai kegiatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Pameran sejarah virtual mengajak pengunjung menelusuri jejak perjuangan para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila. Sementara itu, diskusi publik membahas interpretasi kontemporer Pancasila dalam menghadapi isu-isu aktual seperti perubahan iklim, kecerdasan buatan, dan keamanan siber.

Di ranah pendidikan, kurikulum nasional memasukkan modul "Pancasila dalam Lintasan Sejarah" yang menggunakan pendekatan storytelling digital untuk menarik minat generasi muda. Para siswa diajak untuk mengeksplorasi nilai-nilai Pancasila melalui narasi sejarah yang interaktif dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Media sosial pun turut menyemarakkan peringatan ini dengan kampanye #PancasilaTanpaBatas. Warganet diajak untuk membagikan interpretasi personal mereka tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam menghadapi tantangan kontemporer, dari isu lingkungan hingga keadilan sosial di era gig economy.

Namun, di balik semarak peringatan, muncul pula diskusi kritis tentang implementasi Pancasila. Seberapa jauh nilai-nilai ini telah benar-benar tertanam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Bagaimana menjembatani kesenjangan antara idealisasi Pancasila dan realitas sosial-politik?

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2024 ini menjadi momentum untuk menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar artefak sejarah, melainkan panduan hidup yang dinamis. Tantangan ke depan adalah bagaimana mentransformasikan nilai-nilai Pancasila menjadi aksi nyata, membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur di tengah kompleksitas dunia modern.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline