Lihat ke Halaman Asli

enita esha

Pembelajar

Tips Sehat Jiwa Raga dalam Berumah Tangga

Diperbarui: 28 Juni 2021   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Life hack. Sumber ilustrasi: PEXELS/SeaReeds

Menjalani kehidupan berumah tangga adalah seni yang wajib kita asah terus menerus khususnya untuk yang sudah berumah tangga. Bagaimana tidak, menjalani hidup dan ibadah terpanjang dengan orang yang "asing". Karena latar belakang yang berbeda menjadi salah satu alasan bagaimana kita perlu menyatukan visi dan misi yang telah disatukan oleh pernikahan.

Saling memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing menjadi hal wajib agar pernikahan bisa langgeng. Selain tanggung jawab yang sudah melekat dalam sighat taklik, ada lagi yang harus dipikirkan. Yaitu tentang pembagian tugas domestik. Apa aja? seperti masak, nyuci, beberes rumah, nyetrika, dll yang intinya ga pernah ada selesainya. Apalagi kalau suami dan istri sama-sama berkarya di publik atau di luar rumah dan memutuskan tidak menggunakan bantuan asisten rumah tangga. 

Dengan kondisi seperti itu tentu adanya pembagian tugas domestik akan membantu kesehatan hati dan pikiran menjadi lebih baik alias ga stres. Bisa memilih dikerjakan bersama-sama atau gantian. Untuk pekerjaan domestik biasanya mamak-mamak lebih detail dan paham meski ada juga rumah tangga yang sang suaminya lebih jago kalau usuran kerjaan domestik daripada istri. 

Kita ambil yang umum aja ya. Istri yang berperan banyak soal pekerjaan domestik. Sebagai istri ni kadang capek juga dirasakan. Pasti pengen ya minta cuti sehari gitu buat rebahan. Tapi kerjaan domestik siapa yang mengerjakan? minta bantuan suamiklah. Kok bisa kak minta bantuan suamik, emang ga "mindon gaweni"? Biar bisa kompak gimana? 

1. Tentukan SOP nya. 

SOP dalam pekerjaan domestik perlu dibuat meskipun tidak tertulis. Misal SOP untuk cuci piring seperti apa. Apakah perlu dibilas dengan air panas atau tidak dan lainnya. Sesuaikan saja sama standar yang kita mau.

2. Komunikasikan SOP tersebut dengan pasangan.

Nah setelah SOP ditetapkan, pastikan juga SOP tersebut disampaikan kepada pasangan. Karena yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut bukan kita sendiri. Seperti komitmen di awal, dikerjakan bareng-bareng atau kadang minta dibantuin sama pasangan.

3. Turunkan Standar.

Untuk menjalankan SOP pasti perlu perjuangan banget kalau itu hal baru yang bukan pekerjaan setiap hari. Mungkin sebelum berumah tangga apa-apa masih mama ketika berumah tangga ga bisa lagi mengandalkan mama karena sudah pisah rumah. Jadi harus mandiri.

Ketika tidak sesuai dengan SOP, atau ada yang kurang-kurang dikit, ya kita terima. Kalau kita maunya harus sesuai SOP yang dibuat tadi bisa pusing dan stress kalau ternyata hasilnya ga sesuai. Turunkan standar biar tidak "mindon gaweni". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline