Lihat ke Halaman Asli

Enik Rusmiati

TERVERIFIKASI

Guru

Tes Lisan sebagai Upaya Meningkatkan Budaya Membaca Siswa

Diperbarui: 18 Agustus 2023   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PTM di SDN Piyaman 2 Wonongsari (Kompas.com/Markus Yuwono)

"Mengapa memilih judul buku Jodoh Terbaikku, memang sudah pingin menikah setelah lulus madrasah tsanawiyah?" tanyaku bercanda melihat buku bacaan siswa yang menurutku berbeda dengan teman-teman seusianya.

"Karena saya ingin pada saatnya nanti mempuanyai jodoh yang baik, yang bisa membimbing saya dan keluarga. Saya tidak ingin mereka nanti seperti saya," jawabnya tegas.

Tentu saja aku semakin penasaran, ada apa dengan anak ini dan keluarganya? Setelah saya selidiki dengan bertanya kepada guru BK dan wali kelasnya, ternyata anak ini memang orangtuanya kurang harmonis. Ibunya sering diperlakukan kurang baik oleh bapaknya

Ilustrasi di atas merupakan salah satu pertanyaan yang saya ajukan pada saat tes literasi budaya membaca buku non fiksi. Pada kurikulum 13 mata pelajaran Bahasa Indoensia pada setiap semester ada kompetensi dasar budaya membaca literasi fiksi di semester ganjil dan budaya litersi buku fiksi pada semester genap.

Penilaian pada kompentesi ini, saya memilih tes lisan untuk mengukur ketuntasan siswa dalam membaca buku fiksi atau buku nonfiksi. Penilaian ini saya laksankan secara berkala, di antara kompetensi lainya. Pertanyaan yang saya ajukan selain identitas buku juga saya tanyakan alasan memilih judul, isi buku, hal yang menarik dan komentar isi buku.

Banyak hal baik yang saya amati dalam pembelajaran ini. Saya melihat, meski dengan terpaksa membaca, karena harus mengahadapit tes lisan, mereka tetap melakukan kegiatan membaca.

Dokumen pribadi, pelaksanaan tes lisan buku nonfikasi

Seperti kita ketahui, kondisi saat ini betapa pentingnya meningkatkan kemampuan membaca bagi siswa. Karena melalui kegiatan membaca dapat memberikan berbagai manfaat. 

Di era globalisasi ini, kemampuan membaca yang menjadi lebih krusial karena membantu siswa mengakses informasi dari berbagai sumber, memahami isu-isu global dan tentunya memperluas wawasan mereka.

Melalui kemampuan membaca 'meski dengan terpaksa', tentu akan membantu mencapai tujuan kurikulum sekolah yang diharpakan pemerintah. Siswa dapat mengembangkan litersi yang kuat, meningkatkan keterampilan kritis. Selain itu membaca juga dapat membantu siswa mengasah kemapuan berpikir analitis, meningkatkan imajinasi dan memperkaya kosa kata mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline