Lihat ke Halaman Asli

Enik Rusmiati

TERVERIFIKASI

Guru

Lorong Sunyi

Diperbarui: 30 Oktober 2020   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar halaman kelas. Dokumen pribadi

Lorong sunyi ini merindukan suara decit sepatu, teriakan anak-anak lugu, meski kadang sering dijadikan alasan bersembunyi dari tugas mahaguru

Lorong sunyi ini mengenang kembali perdebatan rumus fisika dan matematika, yang sering menjelma menjadi monster menakutkan, namun terkadang berubah menjadi putri peri cantik yang selalu di rindukan

Lorong sunyi ini mengharapkan hadirnya para pemustaka, yang menjajakan buku-buku kepada perindu ilmu, meski  terkadang tak satupun sepasang mata yang meliriknya

Lorong sunyi ini menitipkan sepotong surat keluh, bahwa bangku-bangku bisu itu semakin berdebu, bahwa guru-guru semakin pilu memendam rindu.

Lorong sunyi ini meminta kepada para penentu, jangan biarkan pesan-pesan ilmu itu berlalu, tanpa suara dan tanpa kata.

Lorong ini pun berkata
"Kesunyian ini adalah ilmu yang selayaknya dicatat sebagai sebuah keniscayaan"

Blitar, 30 Oktober 2020
Enik Rusmiati

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline